JURNALKALIMANTAN.COM, HULU SUNGAI SELATAN – Otoritas Jasa Keuangan terus mendorong peningkatan kapasitas dan akses pembiayaan bagi petani, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan.
Terbaru, Kantor OJK Provinsi Kalsel bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, menyelenggarakan kegiatan pendampingan/lokakarya kepada kelompok tani (poktan) padi apung, lembaga jasa keuangan (LJK), dan para pemangku kepentingan di Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), akhir pekan lalu.
Kepala OJK Kalsel yang diwakili Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis Abidir Rahman dalam sambutannya, menyampaikan dukungan terhadap pengembangan budi daya padi apung di HSS.
“Pengembangan ekonomi daerah, khususnya pada komoditas padi apung, menurut saya perlu untuk kita dukung bersama. Metode padi apung terbukti mampu memanfaatkan lahan rawa yang tergenang air sepanjang tahun, sehingga dapat kembali produktif,” ujarnya melalui siaran pers OJK Kalsel, Rabu (03/07/2024).
Lebih lanjut, tambah Abidir Rahman, komoditas padi apung memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Kalsel,
mempertimbangkan keberadaan lahan rawa lebak yang luas, dan dengan metode padi apung diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, karena masa tanam yang lebih singkat serta juga dapat dilakukan saat musim penghujan.
Dalam kegiatan pendampingan, para peserta mendapatkan penjelasan mengenai teknis budi daya padi apung beserta kendala dan risiko yang muncul, sekaligus perhitungan ekonominya.
Para peserta juga meninjau secara langsung lokasi budi daya padi apung di
sekitar Kecamatan Daha setelah kegiatan pendampingan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bagian DPKP Kalsel Rahma, perwakilan Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel Darma Setia Jaya, Sekretaris Dinas Pertanian HSS Luthfiana, serta perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Tabalong dan Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Kegiatan pendampingan juga menghadirkan perwakilan LJK, antara lain Bank Mandiri, Bank BNI, BSI, Bank Kalsel, PNM, Jamkrindo, Jamkrida, dan Jasindo.
Pendampingan ini bertujuan mempertemukan LJK dengan para petani padi apung, serta memberikan pemahaman kepada poktan yang masih ragu untuk budi daya padi apung.
Selain itu, pendampingan juga diharapkan dapat memberikan gambaran kepada LJK tentang kelayakan komoditas pertanian dari sisi pembiayaan, sehingga LJK dapat mendorong pengembangan padi apung melalui akses keuangan formal.
Pendampingan ini diharapkan dapat mendorong perkembangan budi daya padi apung di Kalsel dan menjadi salah satu pendorong pengembangan ekonomi daerah.
(Saprian) Achmad MT)