dr. Adityawarman: Lockdown Paling Tepat Cegah Covid-19, Sayangnya Pemerintah Indonesia Belum Mampu

dr. Adityawarman (kiri) sedang menjadi narasumber di Diskusi Literasi ke-11, Rabu (07/08/20)

JURNALKALIMANTAN.COM, KANDANGAN Sejumlah negara yang telah menerapkan penguncian wilayah ( lockdown ), sukses melandaikan kasus Covid-19. Seperti Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Vietnam. Sayangnya kebijakan tersebut tidak mampu dilakukan Pemerintah Republik Indonesia.

Hal ini sangat disayangkan anggota Healthcare Professional for Sharia (Help-S), dr. Ahmad Adityawarman, saat menjadi narasumber di diskusi literasi ke-11, gelaran Forum Literasi Intelektual Peradaban, yang disiarkan langsung melalui media sosial youtube, selasa malam (07/07/2020).

Ia mencontohkan, bagaimana berhasilnya Pemerintahan RRT menekan penularan Covid-19, dari semula peringkat terbanyak kasus terkonfirmasi positif, kini telah berada di peringkat 22 dunia, dengan hanya menemukan delapan kasus baru. Berbeda dengan Indonesia, yang bisa menembus 1.000 kasus per-hari, dan sudah mendekat ke peringkat 26.

“Sebulan yang lalu ketika di Beijing ada 14 kasus baru, coba bayangkan 14 kasus baru saja mereka langsung melockdown,” tegas dr. Adit saat tergabung dengan aplikasi zoom.

Tentu saja tambah dokter di salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 ini, kebijakan penguncian wilayah harus ditopang dengan kemampuan perekonomian yang kuat, untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya selama di rumah.

“Cuman kita secara ekonomi belum mampu untuk seperti itu, karena sistem ekonomi kita tidak menunjang”, ucap dokter muda ini.

Kacaunya menurut dr. Adit, kondisi di Indonesia malah diperparah dengan kebijakan setengah-setengah, seperti bersiapnya pemerintah memulai era normal baru, hingga berakibat terhadap menghitamnya sejumlah daerah, seperti Kalimantan Selatan, akibat meningginya penularan Covid-19.

“Apabila dihitung per satu juta penduduk, Kalimantan Selatan menduduki peringkat kedua kasus positif terbesar di Indonesia, di bawah Daerah Khusus Ibukota Jakarta,” jelas dr. Adit merujuk peta grafik olahan tim ahli percepatan penanganan Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat.

Untuk itu dokter yang pernah menjadi relawan bencana banjir di Bima (Nusa Tenggara Barat) ini meminta pemerintah, agar mempertimbangkan kembali opsi penguncian wilayah.

“Kalau mau solusi paling bagus, adalah dengan memisahkan orang sakit dengan yang sehat, dan menutup tempat wabah dari luar, dan ini bisa dilakukan dengan kebijakan lockdown,” tegasnya.

Selama ketidakmampuan pemerintah ini terus berlangsung, dokter lulusan Universitas Lambung Mangkurat ini tetap mengajak masyarakat serius menanggapi Covid-19, dengan mematuhi protokol kesehatan, apalagi menurutnya sudah banyak rumah sakit yang kelebihan kapasitas, belum lagi para tenaga medis yang ikut terpapar.

peta corona
Kalsel menghitam, sumber: https://muttaq.in/infografis-peta-sebaran-covid-19-nasional-4-juli-2020/

Editor: Ahmad MT