JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, Haji Muhammad Nur (HMR), mengajak pemangku kebijakan dapat mencari solusi bagi dunia pendidikan di tengah pandemi, agar jangan sampai menjadi penyesalan di kemudian hari.
“Beberapa kali saya sampaikan, bahwa kita harus jeli melihat permasalahan ini,” ujarnya.
Meski saat ini anak sekolah mulai dirumahkan dan belajar daring, akan tetapi diharapkannya, para pihak terkait bisa duduk bersama, untuk menemukan model pendidikan dan kurikulum terbaik sebagai antisipasi ke depan.
“Memang belajar daring ini menghilangkan esensi dari pendidikan, terutama sosialisasi dan adaptasi anak, tapi hal kesehatan menjadi krusial, sehingga keputusan kembali menunda pembelajaran tatap muka menjadi tepat,” terang HMN.
Untuk itu, ia juga meminta ada kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka
“Menurut saya, lebih baik kalau kedua model pendidikan dapat dilaksanakan _online_ dan tatap muka, tinggal bagaimana mengatur supaya kedua model ini bisa saling melengkapi,” pintanya.
“Mungkin misalnya untuk pendidikan adaptasi dan sosialiasasi terkait protokol kesehatan akan dilaksanakan di sekolah, dan untuk peningkatan dan pengayaan pendidikan melalui _online_,” sambungnya.
HMR juga meminta pemerintah daerah lebih jeli melihat kondisi ini, dengan terlebih dahulu melihat data konkret penyebaran Covid-19 di wilayah masing-masing, sebelum menentukan dibuka atau tidaknya pendidikan tatap muka.
“Kita juga harus mendengarkan saran para pakar di bidang kesehatan dan pendidikan, agar anak sekolah dapat belajar tanpa adanya hambatan, dan tetap menggunakan protokol kesehatan,” pungkasnya.
Editor : Ahmad MT