Ketua YLK Kalsel: Pertamina Harus Terjun ke 13 Kabupaten/Kota untuk Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg

DR. Drs. H. Akhmad Murjani, MKes.SH.MH Ketua YLK kalsel

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN Ketua Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Dr. H. Akhmad Murjani, meminta masyarakat agar jangan sepenuhnya menuduh para pengecer dan pangkalan, atas kelangkaan elpiji 3 kg dan harganya yang melonjak saat ini,

“Kita harus bijak dan jernih melihatnya. Pangkalan harus dibina, sebab jasa-jasanya sebagai ujung tombak, telah membantu program pemerintah/Pertamina di lapangan selama ini hingga bisa berjalan lancar,” tegas Murjani.

Sebagai contoh, ia mengilustrasikannya dengan gula pasir. Komoditas ini bisa berharga Rp19.000,00 per kg, padahal di situasi normal, hanya berharga Rp12.000,00 per kg. Begitu juga menurutnya dengan solar dan premium, yang harganya bisa melonjak di tingkat eceran.

“Pertanyaannya kenapa hal ini bisa terjadi? Jawabnya akibat keterbatasan pasokan atau kuota, sehingga pendistribusiannya tidak lancar, dan membuat harganya melonjak. Begitu juga dengan kasus elpiji 3 Kg,” urai Murjani kepada jurnalkalimantan.com melalui siaran persnya, Senin (21/09/2020).

Untuk itu, Ia meminta pihak Pertamina terjun ke lapangan, seperti memeriksa langsung perusahaan-perusahaan yang berada di pelosok hutan, terutama yang berbatasan dengan provinsi tetangga (Kabupaten Tabalong, Barito Kuala, Hulu Sungai Utara dan Kotabaru).

“Artinya, sudahkah pihak Pertamina mempelajari seluk-beluk ini, dan melakukan kajian survei ke lapangan? Bisa saja elpiji 3 Kg ini banyak terdistribusi ke lokasi tersebut, begitu juga dengan kelangkaan solar. Sudah menjadi rahasia umum tentang kemana larinya persediaan solar ini, hingga berimbas terhadap susahnya masyarakat mendapatkan solar. Ini bukan mainan kecil, ini mainan besar,” tandas Murjani.

Selain itu, ia juga meminta Pertamina mempelajari kemungkinan adanya dugaan pengoplosan elpiji 3 kg ke dalam tabung pink atau 12 kg.

“Sangat mungkin ini terjadi. Kalau ada benarnya yang saya gambarkan ini, solusinya pihak Petamina harus memaksimalkan kuota elpiji 3 kg ke semua agen di Kalimantan Selatan,” tegas Murjani.

Apabila upaya tersebut dilakukan, Murjani optimis bisa mengatasi kelangkaan elpiji bersubsidi di tengah masyarakat. 

“Otomatis pihak agen akan menambah jumlah distribusi ke pangkalan-pangkalan. Tumbuhkan lagi pangkalan-pangkalan baru di desa, atau diluncurkan juga elpiji 3 kg non subsidi. Atau diterapkan pendistribusian tertutup dengan menggunakan kartu. Hal ini bisa sesegeranya diberlakukan di semua kabupaten,” beber Murjani. 

Ia juga yakin, kalau kuota sudah terpenuhi dan distribusinya lancar, operasi pasar tidak perlu lagi dilakukan.

“Sebagaimana yang disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Bierhasani, intinya kuota elpiji 3 kg di Kalsel harus ditambah. Sudah rumusnya kalau kuota tercukupi, grafik harga menjadi normal dan stabil,” pungkas Murjani.

Editor : Ahmad MT

 .