Komisi III Pantau Rehabilitasi DIR Handil Bakti

Komisi III DPRD Kalsel pantau DIR Handil bakti Barito Kuala

JURNALKALIMANTAN.COM, BARITO KUALA – Komisi III DPRD Kalsel terus lakukan monitoring terkait perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang mendukung dan meningkatkan perekonomian masyarakat Kalsel.

Salah satu perbaikan infrastuktur yang menjadi perhatian Komisi IIl adalah rehabilitasi Daerah Irigasi dan Rawa (DIR) Handil Bakti.

Ketua Komisi III DPRD Kalsel, Hasanuddin Murad, bersama anggotanya melakukan monitoring rehabilitasi DIR Handil Bakti di Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel, Senin (3/10/2022).

Kegiatan monitoring ini untuk melihat dan memastikan program rehabilitasi DIR Handil Bakti yang dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai Kalimantan III Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2022 ini sesuai dengan tujuan awal, yakni bukan hanya berfungsi sebagai salah satu alternatif pencegahan banjir juga mengairi dan membasahi lahan pertanian.

“Batola ini kan daerah pertanian, jadi tentu irigasinya harus tetap terpelihara dan sekaligus untuk menghindari terjadinya banjir yang pernah kita alami pada 2021 kemaren,”ucap politisi partai Golkar Kalsel tersebut.

Lebih lanjut, Hasanuddin Murad menyatakan bahwa kegiatan rehabilitasi DIR Handil Bakti ini harus dilakukan berkala, bukan sebuah program yang bisa dilakukan sekali seumur hidup saja untuk melihat hasilnya.

“Kita melakukan rehabilitasi DIR ini kan kelihatannya hanya untuk merespon kejadian banjir 2021, padahal tidak seperti itu, jadi maksud kita jika memang teknisnya harus diperbaiki, ya kita perbaiki lagi. DIR ini kan harus dilakukan pemeliharaan berkala, jadi kalo sudah 5 tahun, harus kita rehabilitasi kembali untuk tetap menjaga fungsinya.”tutup Hasanuddin Murad.

DIR Handil Bakti dibangun sejak tahun 1970an yang terletak di Kecamatan Alalak dan Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Saluran DIR Handil Bakti ini memiliki berbagai fungsi, di antaranya, untuk mengairi/ membasahi lahan pertanian, sebagai penampung air yang berlebih dan sebagian saluran digunakan untuk transportasi kelotok, karena masyarakat masih menggunakan transportasi air tersebut.

Seiring berjalannya waktu, kondisi saluran primer dan sekunder di DIR Handil Bakti mengalami penurunan kondisi dan fungsi. Pada musim hujan sering terjadi banjir yang mengakibatkan lahan pertanian rusak karena tergenang air, sehingga diperlukan pendalaman di saluran primer, saluran sekunder, dan di beberapa bangunan pintu air.

(Yunn)