Nyeri Lutut Saat Berolahraga? Ternyata Tidak Direkomendasikan Untuk Dipijat

Akhmad Ferdian, S.Ft., Ftr Founder praktek Monsphysio Handil Bakti, melakukan program pemulihan kepada salah satu atlit

JURNALKALIMANTAN.COM, BARITO KUALA – Berolahraga bisa memberikan banyak manfaat, terutama menjaga kesehatan, selain meningkatkan stamina, menjaga berat badan tetap ideal dan menghindarkan tubuh dari berbagai macam penyakit, seperti wabah virus corona saat ini. Karenanya dianjurkan melakukannya secara rutin. Namun kegiatan tersebut juga berisiko cedera, di antaranya nyeri lutut, apalagi saat usia remaja.

Setidaknya hal ini diungkapkan Akhmad Ferdian, S.Ft., Ftr., yang juga pendiri praktek Monsphysio Handil Bakti, saat diwawancarai lewat telepon, Rabu (01/07/2020).

Ia menjelaskan, bahwa bagian lutut rentan terasa sakit, karena menopang seluruh berat badan, apalagi pada aktifitas berlari atau melompat.

Jika terjadi hal tersebut, tentunya perlu menjadi perhatian, karena tulang remaja tidak kuat dan matang 100 persen, yang bisa berakibat kerusakan tulang apabila dibiarkan dan tetap dipaksakan belebihan.

Salah satu kasus yang terjadi adalah osgood schlatter disease (OSD), yakni kondisi yang dapat menimbulkan nyeri di sekitar lutut. Peradangan ini disebabkan karena tarikan dari otot depan, yaitu otot quadriceps, yang berkontraksi ketika berlari, menaiki tangga, atau gerakan squat. Tarikan otot quadriceps akan menarik tulang tuberositas tiba yang belum matang, sehingga nyeri akan bertambah saat berolahraga berat dan setelahnya.

Di antara hal yang dapat menyembuhkan dan memulihkan nyeri lutut, menurut Ferdian yang juga anggota komite medis fair Lay dan tanggung jawab sosial di Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Banjarmasin ini, adalah dengan metode fisioterapi, yaitu program exercise khusus untuk otot quadriceps serta tendonnya. Adapun latihan-nya bersifat eksentrik dan peregangan, misalnya squat atau wall squat 1 kaki, serta peregangan untuk otot quadriceps setelah latihan selama 30 detik.

“Sangat direkomendasikan untuk fokus melakukan program pemulihan, dan tidak berolahraga berat terlebih dahulu,” ujar Ferdian yang juga fisioterapi dari klub Persatuan Sepakbola Banjarmasin.

Ferdian menambahkan, bahwa program release otot seperti pijat/urut/massage, tidak ia rekomendasikan.

“Karena pada kasus di atas lutut, kita perlu tendon quadriceps yang kuat, serta otot yang fleksibel, bukan kondisi otot yang rileksasi,” tegas Ferdian.

Editor: Ahmad MT