Pengamat: Kesamaan Nomor Urut dengan Paslon Gubernur, Tidak Berpengaruh

Ilustrasi by net / jurnalkalimantan.com

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Pengamat politik dan kebijakan publik di Banjarmasin, Dr. H. Akhmad Murjani mengungkapkan, bahwa sehari sebelum pengundian nomor urut, sebagian pasangan calon (Paslon) bupati/walikota dan wakil bupati/walikota ada yang mengadakan acara selamatan dengan caranya masing-masing, berharap mendapatkan keberkahan dan nomor yang sesuai keinginan.

Ada yang ingin mendapat nomor urut 01 atau 02, atau bahkan ada yang tidak memperdulikan berapapun nomor yang didapat.

“Artinya bukan tanpa alasan, ada yang berharap linier dengan nomor urut para paslon Gubernur dan Wakil Gubernur, karena memang hanya ada dua pasang,” ungkap Dr. H. Akhmad Murjani kepada jurnalkalimantan.com melalui siaran persnya, Jumat (25/09/2020).

Pengamat
DR. Drs. H. Akhmad Murjani MKes SH MH, pemerhati kebijakan publik.

Harapan tersebut cukup beralasan, karena ada yang ingin memudahkan proses kampanye, dan memperbesar peluang mendapatkan suara terbanyak, apabila nomornya sama dengan paslon gubernur yang didukung.

Namun Murjani menegaskan, kesamaan nomor urut tersebut bukanlah jaminan bisa memenangkan pemilihan kepala daerah (pilkada).

“Kultur masyarakat kita saat ini tidak bisa diintervensi untuk memilih paslon. Walau memang masih ada potensi terjadinya serangan tengah malam, serangan subuh, serangan fajar. Tapi pilihan hati nuraninya jualah yang memutuskan saat di dalam bilik suara,” jelas Murjani.

Untuk itu menurutnya, masing-masing paslon perlu membuat gebrakan, seperti memberikan tawaran program yang menarik ke masyarakat, agar bisa terpikat memilih di 9 Desember ini.

“Misalnya petahana, apakah keberhasilan pembangunan selama ini dirasakan masyarakat? Apakah janji-janjinya sudah dilaksanakan?” urai Murjani mencontohkan.

Strategi tersebut tambah Murjani, bisa memperbesar peluang kemenangan, dalam meraup suara masyarakat.

Selain petahana, menurut Murjani, para paslon dari jalur independen juga bisa berbicara banyak saat pilkada, asal mampu mempertahankan suara pendukung militannya. Karena para pendukung ini telah membuktikan loyalitasnya, dengan memberikan dukungan saat proses pemenuhan persyaratan pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum.

Demikian juga urai Murjani, dengan para paslon yang memiliki nomor urut sama dengan dua paslon gubernur dan wakil gubernur, karena bisa mudah bersinergi dan bersosialisasi ke masyarakat.

“Iya itu benar, tapi tetap kemampuan strategi di lapangan yang menentukan. Seperti di Banjarmasin, komunitas masyarakat pemilih kita didominasi kelompok besar yang punya kekuatan di basis masyarakat, baik itu kelompok pengurus keagamaan, paguyuban, pekerja, perempuan, atau kelompok masyarakat lainnya sampai ke akar rumput,” tandas Murjani.

Selain itu tambah Murjani, para penantang petahana juga diharuskan bekerja ekstra keras, untuk bisa mendapatkan rasa simpatik dari para pemilih, lewat pola pendekatan yang efektif.

“Ada empat paslon di Pilkada Banjarmasin. Semuanya sudah mensosialisasikan dirinya hingga ke pelosok kelurahan, tinggal bagaimana saat berkampanye nanti bisa meyakinkan masyarakat. Untuk itu perlu diberikan teladan dan contoh yang simpatik dalam berkampanye, mengikuti aturan KPU, Bawaslu, dan hindari pelanggaran yang mengakibatkan sanksi,” pungkas Murjani.

Editor : Ahmad MT