JURNALKALIMANTAN.COM, BARITO KUALA – Petani serai wangi di Desa Antar Baru kilometer 8 Kecamatan Marabahan, kebingungan memasarkan hasil budidaya mereka, lantaran sudah tidak lagi dibantu Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Awalnya kerjasama kedua pihak telah berjalan 3 tahun, usai pemberian alat penyulingan minyak serai wangi, dan juga bibitnya. Secara swadaya 20 orang menjalankannya, yang hasil produksinya dijualkan BRI ke sebuah perusahaan di Surabaya.
Sayangnya, hubungan tersebut sudah tidak ada lagi, hingga membuat resah para petani, lantaran kesulitan melakukan penjualan.
“Maka kami berinisiatif menjual sendiri, agar alat yang telah diberikan tidak terbengkalai,” ujar Anjid Mastono, salah satu petani serai wangi kepada Jurnal Kalimantan, Ahad (19/07/2020).
Untuk membangkitkan kembali usaha para petani ini, Camat Marabahan, Eko Purnamasakti, S.STP., M.Si, terus berusaha melakukan pendampingan, seperti membantu pengurusan izin usaha, agar bisa lebih luas melakukan penjualan.
“Untuk surat izin usaha sudah ada, tinggal izin dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan yang belum,” jelas Eko.

Ia juga berjanji untuk terus mencarikan solusi pemasaran yang efektif. Apalagi budidaya serai wangi telah menjadi agrowisata di kecamatannya, yang bisa menarik perhatian banyak orang.
Dukungan juga berdatangan dari Kepala Desa Antar Baru Kilometer 7, Mahdi, yang berharap usaha budidaya serai wangi bisa kembali berkembang, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Untuk lahan budidaya, kami siap berapa hektar pun, karena budidaya ini paling mudahan untuk ditanam,” tegasnya.
Editor : Ahmad MT