Sekilas Tentang Flu Tomat

Flu Tomat
IBG Dharma Putra, Anggota Dewan Pengawas Rumah Sakit Idama Banjarbaru

Oleh: IBG Dharma Putra (Anggota Dewan Pengawas Rumah Sakit Idama Banjarbaru)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, jika tidak dikendalikan akan memunculkan dampak yang tidak bersahabat terhadap kehidupan manusia, khususnya lingkungan dan perilaku.

Di lain sisi, dampak baiknya muncul berupa berbagai rekayasa ilmu, khususnya kedokteran dan genetika, sehingga penyakit gampang terdeteksi dan kecacatan janin dapat diketahui sebelum dilahirkan.

Dampak baik dan buruk itu, membawa dunia pada berlipatan kesulitan, khususnya di bidang kesehatan. Berlipatnya beban sektor kesehatan sebagai akibat dari belum tuntasnya pemberantasan penyakit lama, munculnya berbagai penyakit baru, kembali merebaknya penyakit lama dengan wajah yang bermutasi, dan anggaran kesehatan yang relatif tidak bertambah, disertai dengan pengalokasian anggaran yang tidak sesuai kebutuhan nyata.

Kali ini, kembali merebak penyakit lama yang mungkin saja sudah mengalami mutasi yang ditandai dengan keributan kecil di India, karena adanya penyakit Flu (Demam) Tomat.

Marhaban Ya Ramadhan
azhari fadli
Paman Birin
WhatsApp Image 2023-03-21 at 19.05.30
Ibnu Arifin Ramadan
DPRD Batola
Ramadan 1444 H- El Ghifari SUrya Mandiri
Dinkes 1444 H
DLU
Ramadan 1444 H-Bandi
WhatsApp Image 2023-03-22 at 22.15.23
WhatsApp Image 2023-03-22 at 12.01.21
Ramadan 1444 H-nunung
previous arrow
next arrow

Demam Tomat ini merupakan penyakit lama mirip flu dan akan sembuh sendiri (self limiting disease), dengan tanda umum demam muncul tiba-tiba disebabkan oleh enterovirus (virus hidup di usus manusia) disertai gejala lain yang menyertainya.

Di antaranya, gejala demam muncul tiba-tiba, artinya pagi harinya tidak teraba demam, tapi tiba-tiba menjelang tengah hari mengeluh demam (mendadak). Bedanya dengan demam biasa yang sejak pagi sudah teraba agak demam (sumer) dan demamnya semakin meningkat bersamaan dengan berjalannya waktu.

Gejala berikutnya, Flu Tomat merupakan demam disertai ruam mirip campak, cuma ruamnya sering melepuh kemerahan seperti tomat. Ruam banyak terdapat di badan dan lengan disertai sariawan di mulut bagian depan serta hidung. sariawan juga ditemukan di dalam mulut pada bagian langit-langit, pipi, amandel, dan tenggorokan. Sariawan disertai dengan pembesaran kelenjar di leher. Ruam akan menghilang dalam 7 sampai dengan 10 hari, didahului ruam yang mengering, menjadi sisik ringan yang hilang setelah mandi.

Kemudian ada juga gejala melunaknya telapak tangan maupun telapak kaki diiringi rasa kebas.

Di Flu Tomat juga ada gejala flu pada umumnya, seperti mual, muntah, pusing, mencret (flu like symptom).

Dikatakan bahwa gejala dari Flu Tomat mirip dengan Penyakit Chikungunya dan Penyakit Coxsakie Virus. Untuk melengkapi pengetahuan tentang gejala Flu Tomat, sebaiknya diketahui juga gejala dari Penyakit Chikungunya, yaitu di samping gejala yang sama dengan gejala Flu Tomat di atas, akan disertai dengan linu persendian tangan serta kaki, khususnya lutut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan.

Linu berlangsung dalam hitungan hari, tapi bisa berbulan-bulan. Linu sering diikuti oleh pembengkakan persendian sehingga seakan lumpuh. Bedanya dengan kelumpuhan, karena tidak ditemukan refleks patologis pada saat pemeriksaan saraf. Secara rerata, linu dan bengkak persendian berlangsung dalam 1 sampai dengan 10 hari.

Selanjutnya Penyakit Coxsakie Virus, di samping gejala yang sudah tertulis dalam Flu Tomat berupa demam dan ruam, biasanya disertai dengan pegal linu di otot, disertai radang kemerahan pada putih mata, yang tak jarang disertai dengan bintik bintik perdarahan di bawah jaringan putih mata tersebut.

Dalam kondisi parah, disertai dengan kaku kuduk karena adanya radang otak dan nyeri dada sampai sulit bernafas karena adanya radang otot jantung. Kondisi parah berhubungan dengan adanya penyakit gula yang pengobatannya sudah tergantung dengan insulin. Demam pada Penyakit Coxsakie bisa berakhir dengan kejang demam pada 5% kasusnya.

Flu Tomat, Chikungunya, dan Coxsakie, termasuk penyakit yang wajib dilaporkan setiap minggu bahkan setiap hari jika ada kecenderungan terus meningkat. Sebab, potensial menjadi wabah walaupun implikasi dari penyakit ini sangat ringan. Implikasi yang tidak berat berhubungan dengan karakter virusnya yang tak gampang menular, cukup gampang menimbulkan sakit tapi tidak berat, dan daya timbul imunitas pada manusia sangat tinggi, serta berlangsung lama.

Tidak ditemukan bukti penularan langsung pada Chikungunya. Penyakit ditularpindahkan melalui gigitan nyamuk Aedes, namun spesies yang berbeda dengan Aedes pembawa virus DBD. Dengan masa inkubasi 3 sampai dengan 11 hari. Inkubasi adalah waktu dari saat masuknya virus ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala sakit (demam).

Sedangkan Penyakit Coxsakie Virus menular melalui mekanisme droplet, dari cairan hidung serta mulut. Dia tetap menular selama virus masih ada di dalam usus (terlihat pada pemeriksaan BAB). Masa inkubasi Penyakit Coxsakie Virus berkisar 4 sampai dengan 6 hari. Coxsakie Virus berpotensi menular pada hewan di sekitar manusia, tetapi belum pernah ditemukan penularan hewan kepada manusia.

Mirip dengan DBD, penyakit ini biasanya muncul di sepanjang musim kemarau basah, atau di akhir musim kemarau pada awal musim penghujan. Pada awalnya banyak menyerang orang dewasa, dewasa muda, khususnya perempuan, tetapi saat ini banyak mengenai anak-anak.

Pada anak, terjadinya kejang demam, wajib mendapat perhatian lebih. Berubahnya risiko terkena, kemungkinan akibat mutasi virusnya. Menjadi cukup jelas bahwa Flu Tomat sama dengan flu lain, implikasinya ringan dan akan sembuh sendiri. Walaupun begitu, tetap memerlukan kewaspadaan.

Kewaspadaan dimaksud adalah jika ada yang terkena Chikungunya, perlu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur, memakai obat nyamuk dan tidur berkelambu.

Upayakan si sakit bisa diisolasi dan dihindarkan agar tidak tergigit nyamuk dan memeriksa semua orang serumah yang tinggal bersama sejak 14 hari sebelum sakit. Sedangkan jika terkena Penyakit Coxsakie Virus, sama halnya dengan pada Penyakit Chikungunya, si sakit harus diisolasi dan jangan kontak erat, berjarak kurang dari 2 meter dari si sakit. Orang serumah dengan si sakit Coxsakie tak perlu diinvestigasi.

Tindakan kombinasi di atas disarankan bagi temuan Flu Tomat, dengan kewaspadaan paripurna meliputi:

1. Berperilaku hidup bersih dan sehat, terutama banyak minum.
2. Vaksinasi dan tidur berkelambu.
3. Segera memeriksakan diri bila ada demam mendadak disertai munculnya ruam agar bisa dipastikan tindakan isolasinya.

Dan yang terakhir, jangan lupa berdoa.




Isi Tulisan sepenuhnya tanggung jawab pengirim