JURNALKALIMANTAN.COM, BANJAR – Indonesia memasuki usia ke-80 tahun kemerdekaan pada 17 Agustus 2025. Menurut Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banjar Ali Syahbana, momentum ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan juga ruang refleksi untuk menafsir hakikat kemerdekaan dalam kehidupan berbangsa.
Dirinya pun turut menyampaikan apresiasi atas perjuangan para pahlawan, yang meletakkan dasar kemerdekaan melalui pengorbanan besar.
“Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini adalah buah perjuangan para pahlawan. Namun, maknanya tidak berhenti di sana. Tugas kita adalah melanjutkan dengan memberi arti yang lebih luas : kebebasan bermartabat yang memungkinkan setiap warga berkembang secara adil dan setara,” ujarnya, Sabtu (16/8).
Menurut Ali, setiap zaman memiliki tantangan berbeda. Jika generasi terdahulu berjuang melawan penjajahan fisik, generasi sekarang menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan moral yang membutuhkan kerja nyata.
Karena itu tegasnya, kemerdekaan sejati harus terus diperbarui agar relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Ali menekankan generasi muda memegang peranan sentral. Mereka bukan sekadar pewaris kemerdekaan, melainkan agen perubahan yang menentukan arah bangsa.
“Kreativitas, keberanian, dan kepedulian generasi muda adalah energi yang akan memastikan kemerdekaan tetap hidup dan berkembang di masa depan,” tambahnya.
Ali juga mengingatkan, bahwa HUT Kemerdekaan sebaiknya dijadikan ruang kontemplasi bersama. Tradisi lomba dan pawai mencerminkan kegembiraan kolektif masyarakat, namun substansi terpenting adalah bagaimana semangat merdeka diterjemahkan dalam tindakan nyata untuk memperkuat persatuan, solidaritas, dan kesejahteraan rakyat.
Ia menutup pandangannya dengan menegaskan, bahwa kemerdekaan bukan sekadar warisan sejarah melainkan amanah moral.
“Semangat proklamasi 1945 adalah fondasi. Tugas kita adalah menjadikannya aktual, agar kemerdekaan sungguh-sungguh dirasakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari,” pungkasnya.
(Ihsan)














