Motivasi Penggiat Literasi, Dispersip Kalsel Beri Penghargaan para Penulis di Tanbu 

Kadispersip Kalsel
Kadispersip Kalsel saat berbincang bersama penulis

JURNALKALIMANTAN.COM, TANAH BUMBU Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Hj. Nurliani, menyambangi Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), untuk silaturahmi bersama para penulis di daerah tersebut. 

Dalam pertemuan ini juga diserahkan  piagam penghargaan kepada mereka, yang telah menyerahkan karya tulisnya ke Dispersip Kalsel.

Di antaranya adalah Kasriani, yang juga seorang guru SMP Negeri 2 Kusan Hilir. Ia menilai, banyak penulis lokal yang hanya sekadar menerbitkan buku, padahal setelahnya, masih ada hal yang perlu dilakukan. 

“Tidak hanya sekadar menulis buku, tapi setelah itu harus tahu apa yang harus dilakukan, karena ada ruang apresiasi dan publikasi,” paparnya usai kegiatan silaturahmi. 

Ia turut berharap, pemerintah bisa memberikan fasilitas, agar penulis lokal mampu mencetak buku dengan mudah.

Penyerahan penghargaan kepada penulis di Tanbu
Penyerahan penghargaan kepada penulis di Tanbu.

Sementara Arif Rachman, yang juga sorang penggiat literasi, menilai pertemuan ini sangat bagus untuk menjalin keakraban antara penulis dengan pemerintah. 

“Apresiasi yang diberikan Dispersip Kalsel ini luar biasa tinggi. Ini membuat kami terus bersemangat untuk berkarya,” sebutnya.

Baca Juga : Dekatkan Buku kepada Anak, Dispersip Kalsel Manfaatkan Panggung Siring Kotabaru

Bunda Nunung (sapaan akrab Kepala Dispersip Kalsel) bercerita banyak soal perjalanannya mengembangkan literasi di Kalsel, hingga memberikan dorongan motivasi dan semangat. 

“Orang yang banyak membaca dengan yang tidak banyak membaca tentu beda kualitasnya,” ungkapnya.

Baca Juga : Berkat Dispersip, Indeks Pembangunan Literasi Kalsel Menjadi yang Tertinggi Se-Indonesia 

Ditambahkannya, Kalsel mendapat Indeks Pembangunan Literasi tertinggi se-Indonesia dari Kementerian Dalam Negeri, yang tentu tidak dilihat dari seberapa megahnya kantor perpustakaan, namun hadirnya pemerintah melayani masyarakat. 

“Tidak cuma mobil perpusnya yang parkir dan dibawa ke masyarakat, harus ada hiburan atau inovasi lain yang menarik,” tambahnya. 

Selain itu ia menilai, pembangunan literasi juga harus bekerjasama dengan sastrawan dan budayawan.

Editor : Ahmad MT