JURNALKALIMANTAN.COM, YOGYAKARTA – Di sebuah kedai kopi di kawasan pinggiran Kota Yogyakarta, sejumlah pemuda asal Kabupaten Banjar duduk bersama, dalam diskusi santai namun bernas bertajuk “Pemuda Banjar Bicara : Membangun Generasi Pemuda”.
Pertemuan ini menjadi ruang refleksi dan tukar gagasan tentang peran generasi muda dalam membangun Banua melalui jalan intelektual, budaya, dan kepemudaan.
Ali Syahbana, tokoh muda intelektual sekaligus Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banjar, menekankan pentingnya karakter sosial yang kuat sebagai pijakan bagi anak muda.
“Generasi muda harus optimis dan jujur dalam roda sosial. Dua nilai ini menjadi fondasi utama agar mereka mampu hadir sebagai agen perubahan yang dipercaya,” ujarnya.
Akhmad Riduan, juga Anggota DPRD Kabupaten Banjar menambahkan, mimpi besar harus dibarengi keberanian dalam bertindak.
“Anak muda harus punya mimpi yang tinggi, tapi juga keberanian untuk bertindak. Mimpi tanpa aksi hanyalah angan-angan,” tegasnya.
Kemudian Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Banjar Muhammad Arsyad menyampaikan, bahwa organisasi menjadi ruang penting bagi pemuda untuk memperkuat identitas dan arah pengabdian mereka.
“IPNU bukan hanya wadah, tapi juga ruang tumbuh bagi pemuda untuk memperkuat identitas, arah, dan kontribusi mereka bagi masyarakat,” katanya.
Maulana, pengurus IPNU Banjar bidang organisasi, menggarisbawahi pentingnya ruang-ruang diskusi dalam menumbuhkan semangat.
“Pemuda perlu stimulus, dan itu dimulai dari ruang-ruang dialog. Dari diskusi seperti inilah mimpi bisa tumbuh dan gagasan bisa menemukan jalannya,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Banjar sekaligus Anggota DPRD Rahmat Saleh, menutup diskusi dengan penekanan bahwa budaya adalah fondasi penting dalam perjalanan pemuda membangun masa depan.
“Budaya bukan hanya warisan, tapi juga arah. Anak muda harus mengenal budayanya agar punya identitas yang kuat dalam menatap masa depan,” jelasnya.
Diskusi ini setidaknya menjadi bukti bahwa di mana pun berada, pemuda Banjar tetap membawa semangat untuk membangun, dan perubahan tidak selalu lahir dari forum besar, kadang ia tumbuh dari meja kopi, dari kejujuran kata, dan dari kesediaan mendengar satu sama lain.
(Hik/Ahmad M)