ASEAN Foundation dan Google Luncurkan Program USD 5 Juta untuk Perangi Penipuan Digital di Asia Tenggara

Pertemuan perwakilan Asean dalam memberantas penipuan dan kejahatan daring

JURNALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Kasus penipuan dan kejahatan daring di Indonesia terus meningkat. Data Indonesia Anti Scam Center (IASC) mencatat hingga 17 Agustus 2025 terdapat 225.281 kasus dengan total kerugian Rp 4,6 triliun.

IASC juga memblokir 72.145 akun dan berhasil mengembalikan dana korban Rp 349,3 miliar. Modus yang dominan meliputi phishing, investasi ilegal, dan pinjaman online tanpa izin.

Untuk menjawab tantangan ini, ASEAN Foundation meluncurkan inisiatif regional baru dalam ajang Global Anti Scam Summit (GASS) Asia 2025 di Singapura. Program senilai USD 5 juta dari Google.org ini melibatkan mitra lokal di sepuluh negara ASEAN, termasuk Indonesia dan Timor Leste, guna memperkuat ketahanan komunitas terhadap penipuan.

Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Dr. Piti Srisangnam, menegaskan penipuan tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga merusak kepercayaan publik.

“Melalui program ini, kami ingin memberdayakan komunitas dengan pengetahuan dan keterampilan agar lebih percaya diri menghadapi pelaku penipuan,” ujarnya.

Program ini menargetkan 3 juta orang di kawasan melalui kampanye kesadaran, pelatihan, serta permainan edukatif Be Scam Ready dari Google.

Sebanyak 2.000 pelatih utama akan memberikan pelatihan intensif kepada 550.000 individu dari berbagai kelompok masyarakat, mulai generasi muda hingga lansia.

Wakil Presiden Government Affairs & Public Policy Google Asia Pacific, Wilson White, menyebut inisiatif ini penting untuk memperkuat ketahanan digital regional.

“Cara paling efektif mengatasi penipuan lintas negara adalah melalui kolaborasi pemerintah, industri, dan masyarakat sipil,” katanya.

Dengan proyeksi ekonomi digital Asia Tenggara mencapai USD 1 triliun pada 2030, langkah ini diharapkan mampu menciptakan ruang digital yang lebih aman dan terpercaya bagi masyarakat.(Viz)