JURNALKALIMANTAN.COM,BANJARMASIN – Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Banjarmasin, Ikhsan Budiman, mengikuti Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan serta Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Kalimantan Selatan, yang berlangsung di Aula Antasari Kantor Bank Indonesia di Banjarmasin, Jumat (29/08/25).
Ikhsan Budiman menyampaikan, laju inflasi di Kota Banjarmasin pada Juli 2025 tercatat sebesar 0,30% (m-to-m), dengan inflasi tahunan mencapai 2,50% (y-on-y).
Angka tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan, terutama bawang merah dan beras, yang selama ini menjadi pendorong utama inflasi di daerah.
Ia menegaskan, TPID Kota Banjarmasin berkomitmen menjaga stabilitas harga bahan pokok. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah menjalin kerja sama dengan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai sentra produksi bawang merah sekaligus penghasil beras.
“Bawang merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi di Banjarmasin. Untuk tahun ini, kami akan membangun kerja sama dengan Enrekang. Sudah ada komunikasi antara dinas SKPD terkait di Banjarmasin dengan teman-teman di Enrekang. Titik kerja samanya melalui komoditas bawang merah dan beras,” ungkap Ikhsan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dua bahan pokok tersebut kerap mengalami fluktuasi harga sehingga memicu inflasi di Banjarmasin. Dengan adanya kerja sama antar daerah, diharapkan pasokan bawang merah dan beras lebih terjamin sehingga mampu menyeimbangkan harga di pasaran.
“Karena di dua bahan pokok itu sering terjadi lonjakan harga, terutama bawang merah. Nanti diharapkan kerja sama ini bisa membantu menyeimbangkan harga, sekaligus memperkuat ketersediaan terhadap komoditas yang sering melonjak dan mendorong inflasi di Kota Banjarmasin,” pungkasnya.
Langkah ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Banjarmasin yang terus memperkuat sinergi antara daerah produsen dan konsumen dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus mengendalikan inflasi daerah.
(Rls/Ang)














