JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Ancaman radikalisme dan terorisme yang dapat masuk dan berkembang di berbagai kelompok, membuat pemerintah dan pihak keamanan berupaya mencegahnya, agar dapat tetap menjaga keutuhan negara.
Salah satu yang menjadi sasaran kelompok paham radikal dan terorisme, adalah pemuda. Apalagi mahasiswa yang dikenal memiliki pemikiran kritis, rentan dimasuki dan dimanfaatkan.
Untuk itu, dalam setiap momen, pihak kepolisian menggalakkan sikap toleransi dan paham Pancasila, seperti halnya kepada kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Banjarmasin.
“Dalam setiap kesempatan, kami selalu menggalakkan pemahaman Pancasila, termasuk memberikan wawasan terkait paham yang bertentangan dengan ideologi kita. Seperti hari ini, itu yang kita tekankan,” papar Kepala Unit 1 Sub Direktorat Keamanan Khusus Direktorat Intelijen dan Keamanan Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan (Kalsel), Kompol. I Wayan Suardiyasa, usai penyampaian materi, di Pelatihan Kader Lanjut II PMII Banjarmasin, Jumat (12/02/2021).
Menurutnya, paham radikal juga dapat masuk melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga keIslaman, dan lembaga pendidikan.
“Harapannya, mahasiswa ini menyampaikan kembali ke masyarakat, keluarga, dan temannya, betapa bahayanya radikalisme dalam kelangsungan berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Cabang PMII Banjarmasin, Faisal Latif menegaskan, organisasinya sangat menjunjung dan berkomitmen terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita bersinergi dengan Polda Kalsel untuk mengisi materi wawasan kebangsaan. Diharapkan kader kita semakin menguat kecintaannya terhadap negara,” pungkasnya.
Pelatihan kader sekaligus Musyawarah Pimpinan Cabang PMII ini, diikuti sekitar 40 anggota dan 10 pengurus, yang berlangsung 5 hari, di asrama Badan Kepegawaian Daerah, di Komplek Kayutangi Dua.
Pada kesempatan ini dilakukan pula deklarasi pernyataan sikap, oleh kader dan pengurus PMII Banjarmasin, yang menyatakan siap menolak gerakan kelompok intoleran, ujaran kebencian, dan mendukung pemerintah dalam program vaksinasi, hingga larangan keberadaan organisasi yang mengarah pada radikalisme.
Editor : Ahmad MT
