Deteksi Dini Wajib, Pemkot Banjarmasin Dorong Minimal Enam Kali Periksa Hamil

Wali Kota Banjarmasin saat membuka kegiatan (berdiri) didampingi Plt Kadinkes. (Foto : Dokpim Pemko)

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin menegaskan pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan kehamilan secara rutin, sebagai kunci menekan angka kematian ibu dan bayi, hal itu mengemuka dalam kegiatan Verifikasi Analisa Data dan Rekomendasi Audit Maternal Perinatal, yang digelar Dinas Kesehatan, berlangsung pada sebuah hotel di Banjarmasin, Senin (17/11/2025).

Kegiatan dibuka Wali Kota H. Muhammad Yamin HR, didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan M. Ramadhan, dan dihadiri perwakilan 13 rumah sakit serta 28 puskesmas se-Kota Banjarmasin, bersama jajaran lintas sektor terkait.

[feed_them_social cpt_id=59908]

Wali Kota Yamin menegaskan bahwa seluruh kasus kematian ibu dan bayi harus dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki layanan kesehatan ke depan.

“Kegiatan ini harus menjadi wadah evaluasi dari kasus-kasus yang pernah terjadi. Setiap permasalahan harus dicatat dengan disiplin dan ditindaklanjuti. Ini menjadi prioritas Pemerintah Kota untuk menekan angka kematian ibu dan bayi,” ujarnya usai kegiatan.

Ia berharap kehadiran rumah sakit dan puskesmas dalam forum ini dapat memperkuat koordinasi dalam penanganan kesehatan ibu dan anak di lapangan.

“Koordinasi lintas sektor ini diharapkan makin memperkuat upaya menekan angka kematian pada ibu hamil dan bayi. Semoga kegiatan ini memberi manfaat besar bagi peningkatan kualitas layanan kesehatan,” tambahnya.

Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan M. Ramadhan menekankan, penurunan angka kematian ibu dan bayi harus dimulai dari mitigasi sejak awal kehamilan. Ia mengingatkan pentingnya pemeriksaan rutin minimal enam kali selama masa kehamilan dan pemanfaatan layanan posyandu serta fasilitas pemeriksaan seperti USG.

“Kematian ibu dan bayi dapat ditekan jika deteksi dini dilakukan. Pemeriksaan rutin sangat penting agar gangguan pada janin atau ibu bisa diketahui lebih cepat. Jika kehamilan sehat, persalinan berlangsung normal. Jika ada masalah, bisa segera dilakukan tindakan seperti operasi sesar,” jelasnya.

Ramadhan menyebut, penyebab kematian ibu hamil saat ini masih banyak didominasi hipertensi dalam kehamilan, perdarahan, infeksi, dan kelainan bawaan pada ibu atau janin.

“Dengan pemeriksaan berkala, hal-hal tersebut dapat dimitigasi. Jika ada hipertensi, kita kendalikan. Jika terjadi perdarahan, segera ditangani. Tujuannya satu, ibu selamat, bayi selamat,” tegasnya.

Ia menambahkan, fasilitas posyandu kini semakin lengkap setelah mendapat dukungan alat seperti USG dan timbangan digital dari pemerintah pusat. Namun, pemanfaatan layanan ini tetap bergantung pada kesadaran ibu hamil dan keluarga.

Ramadhan mengungkapkan, hingga Oktober 2024 tercatat 8 kasus kematian ibu di Kota Banjarmasin sejak awal Januari hingga November.

“Angka ini tidak bisa disebut kecil atau besar. Yang jelas, setiap kematian mengingatkan kita untuk bekerja lebih keras menekannya. Saat ini, Banjarmasin berada di peringkat ketiga tertinggi dari 13 kabupaten/kota di Kalsel,” terangnya.

Ia menegaskan, Pemkot Banjarmasin akan terus memperkuat upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi melalui peningkatan mutu layanan, penguatan jejaring antara rumah sakit dan puskesmas, serta edukasi berkelanjutan kepada masyarakat.

(Hik/Ahmad M)

[feed_them_social cpt_id=57496]