JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Tidak hanya melalui buku, promosi literasi yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan juga melalui visual.
Menggandeng para kreator konten di Banua, Dispersip ingin membuat video atau film pendek untuk mempromosikan minat baca dan literasi, hingga berbagai pengetahuan tentang Provinsi Kalsel atau Indonesia.
“Karena kita memiliki gedung teater, selayaknya ini menjadi wadah bagi kawula muda untuk berkeativitas hingga membantu promosi literasi kita,” ungkap Kepala Dispersip Kalsel Hj. Nurliani Dardie kepada jurnalkalimantan.com, usai pembagian hadiah untuk pemenang lomba video pendek, Senin (15/5/23).
Selain itu menurutnya, melalui fasilitas gedung teater ini, pihaknya dapat mengajak masyarakat ke perpustakaan dan membudayakan literasi, terlebih pada generasi muda
“Selain buku, dengan visual, tentu bagi generasi muda dapat lebih mengena, untuk menyisipkan berbagai pengetahuan ataupun pesan moral,” tambah Bunda Nunung (sapaan akrabnya).
Untuk itu, pihaknya telah menggelar lomba dengan tema “Aku, Buku, Perpustakaan, dan Literasi”.
Ada enam pemenang dalam lomba tersebut, untuk juara 1 dimenangkan Kindai Sinema, kemudian juara 2 disabet Dapur Budaya Hulu Sungai Selatan, sedangkan juara 3 adalah The Fixash Film.
Selanjutnya, untuk juara harapan 1 diraih Titik Kecil Sinema, juara harapan 2 didapat AHA Project, dan juara harapan 3 diambil Alba Media.
Lomba yang berlangsung sejak 26 April hingga 10 Mei 2023 tersebut, diikuti 27 peserta.
Piagam dan hadiah untuk pemenang diserahkan Hj. Nurliani Dardie di Aula Kantor Dispersip Kalsel.
Salah seorang juri lomba ini, Budi Dayak Kurniawan mengatakan, penilaian pihaknya mengedepankan video yang tidak lepas dari tema lomba.
“Kita sepakat ingin peserta bisa menerjemahkan tema. Sehingga bentuk kampanye dari video yang diikutkan lomba bisa mengajak warga untuk ke perpustakaan dan ikut meningkatkan literasi,” terangya.
“Secara teknis, video yang ikut lomba perlu ditingkatkan, tetapi secara teknis dewan juri memahami, menerjemahkan tema dan dampak sosial yang diinginkan,” tambahnya.
Hal senada disampaikan juri ke 2, Nanik Hayati, yang menurutnya peserta harus bisa menerjemahkan tema dalam bentuk sebuah film.
“Hasil video peserta sudah mulai lumayan, namun masih perlu ditingkatkan,” pungkasnya.
(Ih/Achmad MT)