JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin, melalui Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalsel, Thaufik Hidayat, secara simbolis menyerahkan penghargaan Kalsel Innovation Award (KIA) dan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) 2025 di Gedung DR. KH. Idham Chalid, Kamis (20/11/2025) pagi.
Penghargaan ini menjadi puncak dari seluruh rangkaian penilaian yang melibatkan dewan juri dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PAN-RB, serta unsur akademisi. KIA diberikan sebagai bentuk apresiasi Pemprov Kalsel terhadap inovasi dari SKPD, layanan publik, dan masyarakat, sekaligus dorongan percepatan transformasi layanan berbasis riset dan teknologi.
Para Pemenang KIA 2025
Kategori SKPD Provinsi:
1. Juara I – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (“Si-Apung Kasela”)
2. Juara II – Dinas Kehutanan
3. Juara III – Dinas Perkebunan dan Peternakan
Kategori SKPD Kabupaten/Kota:
1. Juara I – Dinas PUPR Hulu Sungai Tengah (“SINGASAKTI”)
2. Juara II – RSUD Datu Kandang Haji (Balangan)
3. Juara III – Puskesmas Uren (Balangan)
Kategori Masyarakat Umum:
– Juara I: Inovasi “SARI-KASI” dari Kota Banjarbaru
Kategori Utama LKTI:
– Juara I: Ir. Anton Kuswoyo (Riset sorgum sebagai pakan energi tinggi di lahan pascatambang)
– Juara II: Inovasi pestisida ramah lingkungan “SMOXIDAN” dari Barito Kuala
– Juara III: Apt. Nur Sabilla Fitri, S.Farm (Pengembangan produk herbal pasak bumi)
Kategori Harapan:
– Harapan I: Mahasiswa ULM (Fortifikasi ikan patin pada mie basah)
– Harapan II: Model digital “Hiyungrise”
– Harapan III: Penelitian biofuel berbahan alga Sargassum
Gubernur: Setiap SKPD Wajib Hadirkan Inovasi
Dalam sambutannya, Gubernur H. Muhidin—dibacakan Kepala BRIDA Kalsel—menyayangkan masih adanya SKPD yang tidak mengirimkan inovasi pada tahun ini. Ia menegaskan agar hal tersebut tidak terulang pada tahun berikutnya.
“Tahun depan tidak ada lagi alasan. Setiap SKPD wajib memiliki inovasi—minimal satu inovasi yang terukur, berdampak nyata, dan dapat diadaptasi. SKPD yang tidak menunjukkan komitmen akan diberikan peringatan hingga punishment administratif sesuai aturan,” tegasnya.
Gubernur menegaskan bahwa reformasi birokrasi tidak mungkin terwujud tanpa perubahan pola pikir aparatur. Menurutnya, inovasi bukan sekadar proyek atau lomba, melainkan budaya kerja yang harus tertanam dalam penyelenggaraan pemerintahan.
“Inovasi adalah cara berpikir, budaya kerja, dan komitmen kita untuk memberikan pelayanan terbaik. Kita tidak bisa bicara transformasi layanan publik kalau kita sendiri tidak mau berubah,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan visinya agar Kalimantan Selatan menjadi daerah yang berani mencoba hal baru, cepat beradaptasi, dan memiliki ekosistem riset yang kuat.
BRIDA: Ekosistem Inovasi Terus Menguat
Kepala Bidang Inovasi BRIDA Kalsel, Indra Abdillah, menegaskan bahwa KIA merupakan upaya memperkuat ekosistem inovasi di daerah.
Menurutnya, partisipasi inovasi terus meningkat:
– 2023: 64 inovasi
– 2024: 65 inovasi
– 2025: melonjak menjadi 90 inovasi
Tren ini menunjukkan semakin kuatnya semangat kolaborasi menghadirkan terobosan pelayanan publik di Banua.
(Sumber : Adpim)
Foto: Rifki Nanang














