Manfaatkan Kemarau, Ratusan Warga HST Bersihkan Sungai Desa Bakti-Aluan

Ratusan Warga HST Bersihkan Sungai Desa Aluan-Bakti

JURNALKALIMANTAN.COM, HULU SUNGAI TENGAH – Memanfaatkan musim kemarau, yang membuat kondisi sungai sedang dangkal, ratusan warga lakukan gotong-royong membersihkan sungai, di Desa Bakti, Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Selasa (5/9/2023).

Kegiatan bersih-bersih sungai ini dilakukan secara swadaya dan hanya menggunakan peralatan manual. Kendati demikian, aksi pembersihan timbulan sampah yang menyumbat aliran sungai Desa Bakti-Aluan tersebut tetap diikuti antusias oleh masyarakat.

Bukan hanya warga, penggiat lingkungan, BPK, TNI-Polri, anggota DPRD HST, aparat desa dan para relawan lainnya juga ikut andil membersihkan sungai.

Anggota TNI dari Kodim 1002 HST Turut Mengikuti Aksi Pembersihan Sungai

Kepala Desa Bakti Mahyuni mengatakan, pihaknya bersama warga berinisiatif mengajak semua orang, untuk sama-sama turun membersihkan sungai, sebagai langkah antisipasi hujan turun, yang dapat menghambat aliran sungai dan dikhawatirkan terjadi banjir.

“Ini upaya kita untuk mengurangi potensi terjadinya banjir,” terangnya.

Ketua Badan Pengawas Desa Bakti, Erwansyah menambahkan, sembari melakukan pembersihan, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.

“Ke depan, kita juga akan memasang spanduk imbauan untuk mengedukasi masyarakat agar jangan membuang sampah di sungai,” tambahnya.

Anggota Komisi III DPRD HST, M Sampurna juga turut ikut andil turun langsung pembersihan tersebut. Ia menyebut bakal ada dua alat berat yang akan membantu normalisasi sungai di Barabai.

“Anggarannya sekitar Rp 15 Milyar untuk dua alat itu,” jelasnya.

Pembersihan ini merupakan agenda lanjutan dari bersih-bersih sungai Barabai sebelumnya yang dilaksanakan pada Ahad (30/07/2023), sebagai upaya menjaga kelestarian sungai dan bagian dari penyelematan Meratus.

Selanjutnya, sampah hasil pembersihan yang berhasil diangkat akan dibawa ke TPA oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP), Walaupun sebagian terpaksa harus dibakar, karena keterbatasan alat.

Usai kegiatan, semua pihak yang terlibat dalam pembersihan itu pun menggelar makan bersama yang dihidangkan warga setempat secara gotong-royong. (Rz)