Orang nomor satu di Batola ini juga menyampaikan, pelaksanaan pilkades kali ini secara umum berjalan lancar dan baik, meskipun tetap ada sedikit catatan, terutama mengenai pemilih yang datang tidak membawa KTP atau identitas diri.
“Karena e-voting hal baru, ya kita akan upayakan sosialisasi yang lebih maksimal lagi, karena sangat disayangkan jika hak suara mereka tidak tertunaikan,” ucap bupati saat berada di TPS 1 Desa Bagus.
Harapannya, lanjut Noormiliyani, pemilihan serupa dengan teknis e-voting bisa terus dikembangkan. Paling tidak, sebagai terobosan bisa diterapkan pada pemilihan Bupati Batola pada 2024 mendatang.
Mudahnya e-voting turut dirasakan Akhmad Rosyadi, pemilih di Desa Baliuk, bahkan menurutnya bisa meminimalisir tindak kecurangan.
“Tidak ada kesulitan, cukup mudah, dan lebih efisien mengenai waktu,” tutur Rosyadi yang juga mantan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Daerah Batola ini sembari menambahkan, bahwa ketika menemui kesulitan saat proses pemilihan, cukup teratasi dengan petugas yang ada di TPS.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Mochammad Aziz mengutarakan, pilkades serentak gelombang tiga ini diselenggarakan di empat kecamatan, masing-masing Marabahan dengan 5 desa, terdiri dari 3 secara e-voting dan 2 konvensional. Mandastana dari 11 desa terdapat 3 e-voting dan 8 konvensional. Jejangkit dari 6 desa terdapat 3 e-voting dan 3 konvensional. Serta Alalak dari 13 desa terdapat 3 e-voting dan 10 secara konvensional.
(Alibana/Ahmad MT