Maulid, Momentum Pemerintahan Memperjuangkan dan Menerapkan Al-Qur’an

Suasana kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jami Ar Raudah Tapin

JURNALKALIMANTAN.COM, TAPIN – Majelis Baitul Qur’an Rantau menyelenggarakan tablig akbar memperingati Maulid Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam 1446 Hijriah, bertema “Mencintai dan Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad saw.”, di Masjid Jami Ar Raudhah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Sabtu (5/10/2024).

Sahibulmajelis Guru H. Lutfi Hidayat membuka acara itu dengan kalimat hikmah.

“Kegiatan ini mudah-mudahan menunjukkan kita menjadi orang yang betul-betul mencintai Baginda Rasulullah saw.,” katanya.

Mengapa harus dan wajib mencintai Nabi saw.? Guru Lutfi menegaskan, karena menjadi ciri keimanan yang benar sebagai seorang muslim.

“Tidak sempurna keimanan seorang mukmin, sampai aku (Nabi Muhammad saw., red) lebih dicintai dari semua yang dicintai di seluruh dunia,” jelasnya saat menyitir hadis riwayat al-Bukhari.

Menurut Guru Lutfi, semua di dunia tidak akan ada artinya jika tidak ada Baginda Nabi saw.

Selanjutnya, Mualim K.H. Sulaiman Ilsa, mubalig Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara, dalam ceramahnya mengatakan, menggelar Maulid Nabi saw. pasti membawa rahmat Allah Swt. Hanya saja, tidak semua orang yang mendapatkannya.

“Lahirnya Nabi saw. itu memberikan nikmat Islam, nikmat iman, dan nikmat ihsan,” tegasnya.

Untuk itu, Mualim K.H. Sulaiman Ilsa menekankan, agar umat Islam memegang teguh keimanan dan ajaran Nabi saw., serta jangan sampai tergiur dengan provokator yang menjelek-jelekan Nabi saw.

“Nabi saw. tidak ada keburukan. Nabi saw. adalah _rahmatan lil-alamin_ (rahmat bagi seluruh alam), tidak hanya urusan keluarga,” imbuhnya.

Beriktunya Ustaz Kamaluddin, Pembina Remaja Muslim menambahkan, ceramah tentang cinta kepada Nabi saw. umumnya mencintai semua perbuatan beliau. Tapi, utamanya pada meniru bagaimana Rasul menjalankan pemerintahan.

Dengan begitu, tekan Ust. Kamaluddin, momentum Maulid adalah penekanan soal pemerintahan yang menerapkan Al-Qur’an, karena akhlak Nabi saw. adalah Al-Qur’an.

“Harus siap memperjuangan Al-Qur’an dan menerapkan Al-Qur’an,” timpalnya.

Maulid Nabi Muhammad saw. yang dihadiri ratusan orang itu juga diisi video ceramah K.H. Rahmat S. Labib, salah satu ulama terkenal nasional.

Dalam tausiahnya K.H. Rahmat mengingatkan, bahwa perwujudan cinta kepada Nabi saw. bukan sekadar mensuriteladani urusan pribadi dan keluarga saja, tapi juga urusan negara. Seperti urusan ekonomi, pemerintahan, dan lainnya.

Salah satu contohnya, ketika Nabi saw. membagikan harta fai atau harta pampasan tanpa peperangan, yang berarti menandakan adanya peran negara.

(Mat/Achmad M)