JURNALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Pengamat intelijen dari Universitas Indonesia Muhammad Sutisna, menilai ada kejenuhan dalam politik domestik di Kabupaten Banjar. Hal ini memberi peluang bagi para penantang yang mempunyai gagasan baru.
“Saya melihat ada semacam saturasi atau kejenuhan dalam politik domestik di Kabupaten Banjar. Stagnan,” katanya tadi malam.
Kejenuhan ini membuat masyarakat merindukan sosok kepala daerah yang punya kompetensi yang lebih baik. Fenomena ini seolah gayung bersambut dengan hadirnya penantang yang punya profil cukup lengkap. Seperti Syaifullah Tamliha.
“Sosok yang biasa mewarnai panggung nasional, turun gunung. Dari sini harapan muncul,” nilai alumnus sekolah intelijen ini.
Meski diakuinya tidak mudah melawan petahana namun jargon “Urang Banjar” yang diusung Syaifullah Tamliha akan menjadi faktor kunci.
“Jargon urang Banjar dan semangat relijius akan jadi kunci permainan, sebab itulah semangat yang menyatu dengan masyarakat di sana,” ujarnya.
Lebih jauh Ia menilai, Syaifullah Tamliha adalah antitesis Saidi Mansyur. Syaifullah sudah lama dikenal politisi yang aspiratif dan juga gampang diakses masyarakat. Selama ini Syaifullah juga cerdik dan memiliki banyak ide dalam politik dan pemerintahan.
Memperhatikan sambutan masyarakat atas pencalonan Syaifullah Tamliha, Sutisna melihat akan ada perubahan politik di Kabupaten banjar.
“Angin perubahan berembus kencang,” ucapnya. “Namun semuanya akan tergantung kecanggihan strategi, taktik, dan narasi akan sangat menentukan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, petahana Bupati dan Wakil Bupati Banjar Saidi Mansyur dan Habib Idrus Al Habsyie maju kembali dalam Pilkada 2024. Mereka diusung oleh tiga Partai, yaitu Nasdem, Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN). Keduanya kembali mengusung tagline Manis (Maju, Mandiri, Agamis).
Di kubu penantang, Syaifullah Tamliha yang maju berpasangan dengan Habib Ahmad Bahasyim didukung oleh koalisi besar 13 Parpol yaitu PPP, PKS, Golkar, PKB, Gelora, PDIP, PBB, dan partai non parlemen yaitu Partai Ummat, Hanura, Perindo, Buruh, PKN, dan PSI.
Tagline kampanye mereka adalah “Urang Banjar” yang menjadi singkatan dari dari Unggul, Agamis, Nasionalisme, Gagah, Bauntung, Sejahtera dan Rukun.
(Rilis/ist)