JURNALKALIMANTAN.COM, BANJAR – Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) mulai menyusun masterplan penanggulangan banjir.
Kajian ini digarap bersama akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan difokuskan pada wilayah hulu, serta bantaran sungai yang kerap terdampak banjir.
Kepala Bappedalitbang Nashrullah Shadiq mengatakan, kajian masih dalam tahap ekspose awal dan ditargetkan rampung pada November mendatang.
“Tim kami masih bekerja di lapangan. Ekspose akhir perkiraan selesai bulan November,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).
Sadiq menjelaskan, kajian menitikberatkan pada kapasitas sungai, sedimentasi, penumpukan sampah, bangunan liar di bantaran sungai, hingga sistem drainase yang buruk.
Sejumlah titik rawan yang masuk dalam penelitian antara lain Sungai Gambut, Sungai Aluh-Aluh, Sungai Martapura, Sungai Riam Kanan, dan Sungai Riam Kiwa.
“Sampai saat ini kami belum memiliki pedoman resmi penanggulangan banjir. Masterplan ini disusun sesuai saran Balai Wilayah Sungai, agar penanganan lebih terarah dan terukur,” tambahnya.
Kajian masterplan dipimpin Dosen Fakultas Teknik ULM Ulfa Fitriati. Tim akademisi melakukan identifikasi penyebab banjir dari aspek hidrologi, tata ruang, hingga infrastruktur.
Selain itu, dilakukan juga pemetaan wilayah rawan secara spasial serta perumusan strategi penanggulangan, baik secara struktural (pembangunan fisik) maupun non-struktural (kebijakan, edukasi, partisipasi masyarakat).
Metode yang digunakan mencakup survei via drone, analisis daerah aliran sungai, kuesioner kepada warga, hingga pemodelan hidrologi dan hidraulika dengan perangkat lunak HEC-RAS.
Dengan adanya masterplan ini, Pemkab Banjar berharap upaya penanggulangan banjir ke depan bisa lebih efektif, terarah, dan berbasis data ilmiah.
(Ayr/Ahmad M)