Pemkab Batola Kembangkan Pengelolaan Sistem Irigasi di Desa Bantuil

Sistem Irigasi di Desa Bantuil
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi di Desa Bantuil Kecamatan Cerbon

JURNALKALIMANTAN.COM, BARITO KUALA – Pemerintah Kabupaten Barito Kuala melalui Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya di bawah 1.000 hektare, yakni di Desa Bantuil Kecamatan Cerbon. 

Pekerjaan rehabilitasi saluran Daerah Irigasi Rawa (DIR) tersebut berasal dari Dana Alokasi Umum, dengan anggaran Rp2.066.601.000,00. 

“Kita lakukan itu, berfungsi untuk mengembalikan fungsi saluran yang ada, yang dikerjakan oleh CV Fitria Ramadhan dengan masa kontrak 150 hari kalender,” ungkap Kabid SDA Khairur Razi, S.T., saat dihubungi via telepon, Sabtu (26/02/2022). 

Ditambahkannya, tingkat kedalamannya  bervariasi, dengan kurang lebih satu meter, dan lebar 4 meter, yang menyesuaikan lebar terdahulu. 

“Panjang secara keseluruhan 15.500 meter, ditambah ada 6 unit pintu air yang lokasinya tersebar di beberapa titik,” ucapnya. 

Diharapkannya, dengan adanya perbaikan ini, dapat memacu para petani untuk giat bercocok tanam. 

“Targetnya, tentu kita ingin terjadi peningkatan hasil pertanian dan perkebunan agar perekonomian keluarga petani juga lebih baik,” harapnya. 

Sementara Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa setempat  Ahmad Purman menyampaikan, irigasi yang dibuat tersebut sangat bermanfaat  bagi petani, untuk mengatur turun naik debit air. 

“Kami sangat berterima kasih, apalagi salurannya terdapat pintu air, sehingga mempermudah kami bertani,” ucapnya saat ditemui di lokasi pengerjaan.

Sistem Irigasi di Desa Bantuil
Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)  Desa Bantuil, Ahmad Purman

Ia mengakui, berdasarkan pengalaman yang lain, hasil produksi pertanian bisa lebih bagus dari sebelumnya. 

“Sebenarnya bisa tanam dua kali dalam setahun, namun terkendala dengan kadar keasaman yang masih tinggi di sini, hingga sangat mempengaruhi dalam bercocok tanam,” tutupnya.

(Alibana)