JURNALKALIMANTAN.COM, TANAH BUMBU — Peringatan Hari Santri 2025 yang digelar di Pondok Pesantren Azzikra DDI Kersik Putih, Batulicin berlangsung khidmat dan penuh makna. Upacara dipimpin oleh Sekretaris Daerah Tanah Bumbu, Yulian Herawati, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara mewakili Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif. Sementara Komandan Upacara dipercayakan kepada santri kelas 10 MIPA 1, Yusufian Putra Perdana.
Upacara dimulai dengan pengibaran Bendera Merah Putih oleh 34 Paskibra santri Azzikra dari kelas 8 hingga kelas 11, dilanjutkan dengan mengheningkan cipta dan pembacaan teks Pancasila oleh Sekda Yulian Herawati.
Pembacaan naskah UUD 1945 dibawakan oleh Muhammad Rifael Ridho, disusul pembacaan Teks Resolusi Jihad oleh Beryl Rafa Rodilla Effendi.
Membacakan sambutan Menteri Agama RI, Bupati Andi Rudi Latif melalui Sekda Yulian Herawati menyampaikan bahwa Hari Santri 2025 memiliki makna istimewa karena menandai satu dekade penetapan Hari Santri oleh pemerintah sejak tahun 2015. Selama 10 tahun ini, peran pesantren dan santri semakin kuat dalam berbagai bidang kehidupan.
Ia menegaskan bahwa jauh sebelum kemerdekaan, pesantren telah menjadi pusat ilmu, akhlak, dan karakter. Pesantren melahirkan generasi yang cerdas intelektual, kuat spiritual, dan bermoral — termasuk banyak tokoh bangsa, pejuang kemerdekaan, pemimpin umat, akademisi, hingga santri yang kini berkiprah di level global.
Mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, peringatan Hari Santri tahun ini menegaskan tekad santri untuk menjadi penjaga nilai kemerdekaan sekaligus penggerak kemajuan.
Santri didorong tidak hanya menguasai kitab kuning, tetapi juga teknologi, sains, bahasa global, serta menjadikan ruang digital sebagai ladang dakwah baru.
Dalam sambutannya, Bupati berpesan kepada seluruh santri untuk menjadi generasi yang berilmu, berakhlak, dan berdaya. “Rawat tradisi pesantren, tapi peluk pula inovasi zaman. Bawalah semangat pesantren ke ruang publik, dunia kerja, dan ranah internasional. Tunjukkan bahwa santri adalah bagian dari solusi,” ujarnya.
Ia menutup dengan ajakan untuk terus menjaga ilmu, akhlak, menghormati guru dan kiai, serta mencintai tanah air karena masa depan Indonesia juga ditulis dari tangan para santri.
(Sumber : MC Tanbu)














