Banjar  

Perjalanan Fathul (Peternak Puyuh Anggota Komunitas Teduh Pikir) : Dari Keterbatasan Menuju Kebermanfaatan

Peternak Puyuh Kabupaten Banjar. (Foto : Ist)

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJAR – Fathul, peternak puyuh dari Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, memulai usahanya pada awal 2021. Saat itu, ia menjadi satu-satunya peternak puyuh di daerahnya.

Usaha itu ia lakukan bukan sekadar mengikuti tren, melainkan didorong kebutuhan mendesak untuk biaya sekolah dan masuk perguruan tinggi.

“Setelah diterima kuliah, hasil ternak saya gunakan untuk biaya pendidikan. Beruntung, saya juga mendapat beasiswa, sehingga bisa mengembangkan usaha lebih lanjut,” ujar Fathul yang juga Anggota Komunitas Teduh Pikir tersebut, Ahad (16/2/2025).

Dalam perjalanan, ia melihat dua anak berprestasi yang terancam putus sekolah, dan kemudian membulatkan tekad untuk membiayai mereka.

Fathul juga aktif dalam berbagai pelatihan dan program wiraswasta, termasuk Wirausaha Muda Pemula Kemenpora, dan Pemuda Pelopor Kalsel 2024 dengan meraih juara 3 bidang pangan.

Sebagai perintis, banyak yang tertarik belajar darinya. Daripada bersaing, ia membentuk kelompok peternak untuk berkolaborasi.

Meski pernah mengalami kerugian besar, Fathul terus bangkit dan kini mengembangkan berbagai produk unggulan, termasuk telur, daging, bibit puyuh, serta olahan dan pupuk kompos dalam konsep ekonomi sirkular.

Dalam perjalanannya, Fathul bertemu Teduh Pikir, sebuah komunitas yang berfokus pada pemikiran kritis dan filsafat.

Baginya, tempat ini bukan sekadar ruang diskusi, tetapi wadah yang membantunya membangun cara berpikir yang lebih rasional dan mendasar, dalam menghadapi kehidupan serta mengambil keputusan.

“Dari sana saya menyadari bahwa dalam usaha, hidup, maupun perjuangan, bukan hanya soal hasil, tetapi juga bagaimana cara kita memahami dan menyikapinya,” tambah Fathul.

Pendiri Komunitas Teduh Pikir. (Foto : Ist)

Ditemui terpisah, Pendiri Teduh Pikir Ali Syahbana mengatakan, kisah Fathul bukan hanya tentang usaha, tetapi bagaimana pemikiran matang membentuk keputusan dan dampak.

“Di Teduh Pikir, kami percaya bahwa berpikir kritis dan rasional harus diterapkan dalam kehidupan nyata. Ketika refleksi mendalam bertemu dengan aksi nyata, perubahan bukan hanya pribadi, tetapi juga sosial,” pungkas Ali yang juga Anggota DPRD Banjar tersebut.

(Hik/Ahmad M)