Presiden Prabowo Hadiri Pertemuan BRICS, Komitmen untuk Perdamaian dan Pembangunan

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, turut hadir dan menyampaikan dukungan penuh Indonesia terhadap arah baru kerja sama BRICS. (Foto : BPMI Satpres)

JURNALKALIMANTAN.COM, BRAZIL – Pertemuan para pemimpin negara anggota BRICS tahun 2025 menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis yang dituangkan dalam Leaders’ Declaration. Fokus utama deklarasi tersebut meliputi penguatan multilateralisme, perdamaian global, kerja sama ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, turut hadir dan menyampaikan dukungan penuh Indonesia terhadap arah baru kerja sama BRICS.

“Mengenai outcomes dari pertemuan tadi, salah satunya adalah Leaders’ Declaration. Di dalamnya terdapat beberapa poin penting terkait penguatan multilateralisme dan reformasi global governance,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangannya di Rio de Janeiro, dilansir pada laman resmi sekretariat negara, Selasa (8/7/2025).

Diantara empat poin utama dalam deklarasi tersebut antara lain, Penguatan multilateralisme dan reformasi tata kelola global.

Poin ini menekankan pentingnya sistem internasional yang inklusif dan berbasis aturan, serta perlunya reformasi lembaga-lembaga global agar lebih merepresentasikan kepentingan negara berkembang.

Jemudian Stabilitas internasional dan kerja sama ekonomi, BRICS sepakat memperkuat perdamaian serta memperdalam kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, dan keuangan.

Bagi Indonesia, hal ini menjadi peluang untuk memperluas akses pasar bagi produk dalam negeri dan memperkuat ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

“Poin ini penting bagi Indonesia, BRICS diharapkan dapat menyerap lebih banyak produk Indonesia,” jelas Airlangga.

Selanjutnya komitmen terhadap perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan, Negara-negara BRICS menekankan transisi energi dan pembangunan hijau yang berkeadilan dan inklusif, dengan tetap mempertimbangkan kepentingan negara berkembang.

“Tentu terkait dengan climate change dan promoting sustainable, fair and inclusive development,” ujar Airlangga.

Selain itu juga penguatan kemitraan sosial, manusia, dan kebudayaan, kerja sama di bidang pembangunan manusia, sosial, dan budaya juga menjadi salah satu pilar penting. Indonesia memandang poin ini sebagai langkah strategis dalam mendorong transformasi sosial yang merata di antara negara anggota.

“Yang keempat adalah partnership for promotion of human, social, and cultural development. Itu merupakan outcome dari Leaders’ Declaration,” pungkasnya.

(BPMI Setpres)