JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Membawa poster dengan berbagai tulisan terkait perempuan, puluhan mahasiswi dan komunitas perempuan di Banjarmasin, melakukan aksi damai dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional tahun 2021.
Berkumpul di bundaran Jalan Lambung Mangkurat, mereka menyampaikan masih miringnya kesetaraan perempuan, kekerasan seksual, hingga belum disahkannya Rencangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS).
Dikesempatan ini, pihaknya mewakili perempuan Kalimantan Selatan, menyuarakan jaminan keselamatan perempuan yang dinilai masih belum jelas.
“Kita membawa 7 tuntutan, di antaranya mendesak pemerintah untuk mengakui kekerasan seksual sebagai pelanggaran hak asasi manusia, dengan pengesahan RUU PKS. Mengakui pekerja rumah tangga sebagai pekerja, dengan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang sudah 17 tahun tidak tersentuh lagi,” ungkap Koordinator Aksi, Rizki Anggarini Santika Febriani, usai melakukan orasi, Senin (08/03/2021).
Mereka juga menyoroti angka pernikahan dini yang masih tinggi, apalagi terjadi di tengah pandemi Covid-19.
Selain itu, terkait bencana ekologi yang terjadi beberapa waktu lalu, mereka nilai penanganannya belum berbasis gender, seperti tidak adanya jaminan keamanan untuk perempuan di dalam tenda pengungsian, hingga perhatian kebutuhan spesifik wanita yang perlu menjadi perhatian serius.
Editor : Ahmad MT
