Sempat Batasi Pelayanan, Kasus Perceraian di PA Banjarmasin Menurun

Jumlah perceraian di banjarmasin
Ruang tunggu pelayanan kepengurusan perceraian di Pengadilan Agama Banjarmasin

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN Berdasarkan data Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Banjarmasin, angka perceraian setiap tahun cenderung meningkat, namun hal tersebut  tidak terjadi di 2020 dan 2021.

Seperti di tahun 2018, terdapat 2.290 perkara perceraian yang masuk,  meningkat di tahun 2019 menjadi 2.413. 

Sementara di tahun 2020, turun menjadi 2.035 perkara, dan di awal 2021 terus menurun.

Seperti pada Januari dan Februari pada tahun 2020 terdapat 500 perkara, sementara di 2021, di dua bulan yang sama, hanya 447. 

Melorotnya angka ini dinilai bukan karena bekurangnya perceraian di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan tersebut, namun lantaran pada awal pandemi Covid-19, pengadilan membatasi perkara yang masuk, dengan hanya menerima 5 perkara per hari, yang berlangsung kurang lebih selama dua bulan di 2020.

Sementara di awal tahun ini, pengurangannya dinilai karena sebagian warga menahan pengajuan perceraian, dengan pertimbangan masih pandemi. 

“Perceraian dari tahun ke tahun tarik mundur saja. Dari 2018—2019 itu sebetulnya meningkat terus, konfliksitas rumah tangga mungkin terus berjalan. Tetapi di 2020, karena ada pandemi, pengadilan juga menerapkan pembatasan masuk perkara, sehingga menjadi turun. Ini bukan karena perceraian dan perselisihan yang menurun, tapi karena memang pengadilan sempat membatasi pelayanannya,” ungkap Humas PA kelas 1A Banjarmasin, Drs. H. Bakhtiar, M.H., Kamis (01/04/2021). 

Humas pengadilan agama banjarmasin
Humas pengadilan agama kelas 1 A Banjarmasin, Drs.H. Bakhtiar, MH,

Ditambahkannya, usai dua bulan melakukan pembatasan, di bulan selanjutnya hingga saat ini, pengadilan sudah berjalan seperti sebelum pandemi, namun dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

Sementara itu, penyebab perceraian selama tahun 2020 dan di awal 2021, masih didominasi karena pertengkaran, yang juga berkaitan dengan ekonomi.

Editor : Ahmad MT