JURNALKALIMANTAN.COM,BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin menegaskan komitmennya terhadap pendidikan karakter sejak usia dini. Hal ini tampak dari kunjungan Ketua TP PKK sekaligus Bunda PAUD Hj. Neli Listriani, ke SDN Karang Mekar 1 dan Karang Mekar 5, Selasa (15/07/2025).
Didampingi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Ryan Utama, Hj. Neli meninjau langsung aktivitas belajar-mengajar, berdialog dengan para guru dan siswa, serta meninjau kesiapan transisi anak-anak dari PAUD ke jenjang sekolah dasar.
“Kami tidak ingin anak-anak kita hanya pintar secara akademik, tapi juga memiliki hati. Pendidikan karakter harus dimulai dari sekolah dasar,” ujar Hj. Neli Listriani usai kunjungan.
Ia menekankan bahwa sekolah bukan sekadar tempat menitipkan anak, melainkan tempat membentuk masa depan mereka. Untuk itu, diperlukan sinergi antara orang tua, guru, dan komunitas pendidikan.
Kegiatan ini bukan hanya bersifat seremonial, melainkan menjadi bagian dari evaluasi lapangan terhadap pelaksanaan program transisi PAUD ke SD, termasuk pembinaan karakter anak dan kesiapan sekolah.
Plt Kadisdik Kota Banjarmasin, Ryan Utama, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah memetakan kebutuhan riil sekolah dasar, baik dari sisi sarana-prasarana, penguatan kurikulum berbasis karakter, hingga peningkatan kompetensi guru.
“Pemerintah tidak boleh hanya menunggu laporan di atas meja. Kita harus hadir langsung ke sekolah, melihat kondisi sebenarnya, serta mendengar langsung masukan dari guru,” ujarnya.
Beberapa guru menyampaikan kebutuhan mendesak akan pelatihan rutin dalam penerapan Kurikulum Merdeka serta peningkatan fasilitas belajar yang mendukung kenyamanan siswa.
“Yang ingin kami bentuk adalah anak-anak yang siap belajar karena merasa aman, nyaman, dan percaya diri. Bukan karena tekanan atau hafalan semata,” tambah Ryan.
Menurutnya, transisi dari PAUD ke SD bukan hanya sekadar perpindahan fisik, tapi juga perubahan cara belajar, sistem, dan lingkungan yang menuntut kesiapan anak secara holistik.
Enam aspek fondasi belajar yang ditekankan dalam transisi ini meliputi: nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan komunikasi, kematangan emosi, kesiapan kognitif, keterampilan motorik dan perawatan diri, serta pemaknaan positif terhadap kegiatan belajar.
“Kalau fondasinya kokoh, anak-anak tidak hanya siap di SD, tapi juga siap untuk belajar sepanjang hayatnya,” tegas Ryan.
Dalam pelaksanaan transisi, anak-anak diajak terlibat dalam berbagai kegiatan seperti pengenalan lingkungan sekolah, bermain sambil belajar, menggambar, bercerita, hingga bermain peran.
Tujuannya agar mereka merasa nyaman dan tidak terintimidasi oleh perubahan jenjang pendidikan.
Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin juga telah menerbitkan panduan resmi untuk mendukung proses transisi ini dan menyosialisasikannya ke seluruh sekolah dasar negeri dan swasta.
(Adv/Ang)