JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Pimpinan Pengurus Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), akan mengevaluasi kinerja jajarannya usai pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020, menyusul kekalahan di beberapa kabupaten/kota.
“Ini menjadi bahan evaluasi, karena kader yang seharusnya menang, justru tumbang pada Pilkada 9 Desember 2020,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Kalsel, Supian H.K. kepada jurnalkalimantan.com, Kamis (17/12/2020), di Banjarmasin.
Melihat perolehan suara pada pilkada tahun ini, pasangan calon yang didukung partai politik besar tersebut, termasuk koalisi banyak partai politik (parpol), tidak mampu meraih dukungan masyarakat.
“Ini bisa dilihat dalam Pilkada Balangan, Hulu Sungai Tengah, Banjar, Kota Banjarmasin, dan Banjarbaru,” terangnya.
Ditambahkan Supian, petahana yang didukung banyak parpol di Kabupaten Balangan justru tumbang, padahal yang diusung adalah kader Golkar.
“Sama halnya di Pilkada Banjar. Peraih suara terbanyak se Kalsel pada pemilihan anggota legislatif 2019 lalu, justru kalah. Apalagi yang bersangkutan sudah memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Partai Golkar setempat selama belasan tahun,” jelas Supian yang juga Sekretaris DPD Partai Golkar Kalsel.
Hal yang sama tambahnya, juga terjadi di Kota Banjarmasin dan Banjarbaru, yang mendapatkan dukungan partai politik besar, namun tidak mampu meraih kemenangan.
“Di Kabupaten Kotabaru sendiri, koalisi seluruh partai, hampir saja dikalahkan pasangan jalur perseorangan, karena hanya menang tipis 309 suara,” tambahnya.
Hal inilah yang menurut Supian perlu dievaluasi, karena mesin partai tidak mampu memenangkan calon yang diusung, walaupun secara perhitungan jelas menang dari pasangan lainnya.
“Dari jumlah dukungan partai, perolehan suara dan lainnya, jelas diprediksi mampu memenangkan pilkada, namun realisasinya justru kalah,” urai Supian.
Ia memperkirakan, kondisi tersebut dimungkinkan karena beberapa hal, seperti pandemi Covid-19, pengaturan jadwal datang ke tempat pemungutan suara (TPS), maupun kondisi cuaca hujan deras dan berangin, sehingga menyebabkan masyarakat enggan datang ke TPS.
“Yang pasti kita akan evaluasi mesin partai, kenapa kinerjanya semacam ini,” pungkas Supian.
Editor : Ahmad MT