Bulan Ramadhan Pembentuk Iman dan Takwa

Bulan Pembentuk Taqwa

JURNALKALIMANTAN.COM, RAMADHAN – Puasa merupakan pengejewantahan iman seorang hamba, karena hanya dengan kekuatan iman seseorang mampu berpuasa dengan baik.

Dalam bulan Ramadhan, Manusia bisa menguji keimanannya, dengan pernyataan: “ Tak akan ada yang tahu jika dirinya berbuka di siang hari di tempat tersembunyi, karena perbuatan ini tak diketahui orang lain”. Namun keimanan didalam dirinya bersaksi bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui, sehingga peluang untuk membatalkan puasa tersebut diabaikan atas dasar iman.

Bulan Ramadhan adalah bulan muqarabah, bulan pendekatan kita pada sang Khaliq. Pada bulan ini dengan penuh keimanan kita menjalankan sebanyak mungkin amal shaleh dengan harapan kita mendapat rahmat dan ampunan-Nya.

Rahmat adalah kenikmatan surga sedangkan ampunan adalah terhindarnya dari api neraka. Kita diharuskan terus beramal shaleh, baik yang besar maupun yang remeh di mata kita, karena kita tidak tahu dari amal yang mana yang menjadikan Rahmat Allah diberikan pada kita, karena Segala amal perbuatan akan kembali pada pelakunya. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri”(QS.Al-Isra Ayat 7).

Baca Juga : Berikut Manisnya Ganjaran Bagi Orang Yang Berpuasa

Iman tentu saja tidak dibangun atas logika semata, karena ia lahir dari pemahaman dan perilaku benar yang diturunkan dari sifat Allah. Iman bukan hanya pengakuan, namun ia adalah perbuatan yang didasari pada pemahaman.

Orang-orang yang berpuasa setiap tahun di bulan Ramadhan tak sedikit yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga, karena tidak ada iman yang mendasarinya, tidak ada ilmu sebagai sumbernya dan tidak ada amal shaleh yang mengiringinya.

Bagaimana mungkin mengaku beriman, tapi masih belum tumbuh rasa malu ketika hati masih berskandal dengan keserakahan dan kesombongan, sedangkan Allah menyaksikan dengan jelas keburukan yang kita simpan.

Ketika pemahaman sudah mencapai titik “tidak ada tempat bersembunyi dari Allah” maka tidak akan ada lagi pencitraan, yang tersisa hanyalah ketulusan dalam pengabdian. Inilah derajat yang diperjuangkan orang-orang yang berpuasa, yakni digolongkan Allah ke dalam manusia-manusia pilihan dengan status Taqwa.

Taqwa yang berasal dari kata “wiqayah” yakni menjaga hubungan baik dengan Allah SWT.

Editor : NF. Hamdi / HRM