Dua Desa di Batola Jadi Percontohan Nasional Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Program merdeka Belajar

JURNALKALIMANTAN.COM, BARITO KUALA – Akhir tahun 2021, Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Banjarmasin, menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mahasiswa.

Sebagai implementasi tindak lanjut PKB maka dilakukanlah launching program MBKM tersebut di kawasan desa percontohan, di antaranya Desa Karang Indah Kecamatan Mandastana dan Desa Anjir Pasar Kota II Kecamatan Anjir Pasar, bertempat di Aula Kantor Kepala Desa Karang Indah Kabupaten Barito Kuala (Batola), Sabtu (25/6/2022) siang.

Turut hadir dalam kegiatan ini Bupati Hj. Noormiliyani, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BPSDM & PMDDTT) Kemendesa Prof. Dr Luthfiyah Nurlaela, M.Pd., beserta rombongan Kepala BPPMDDTT Jakarta, Yogyakarta, perwakilan Balai Bengkulu dan  Kepala Balai Pekanbaru, serta turut hadir Plt. Kepala Pusat Pembinaan Jabfung dan perwakilan dari Pusat ASN Kemendes PDTT, selain itu dari ULM dihadiri Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Humas Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc., Wakil Dekan, kadis dilingkungan Pemprov Kalsel dan Pemkab Batola, Camat, Danramil, Kapolsek serta mahasiswa mahasiswi dari ULM

Dalam sambutannya Kepala BPPMDDTT Banjarmasin Budi Rustanto menyampaikan, tujuan kegiatan ini untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan, serta membantu percepatan pembangunan desa percontohan menjadi desa mandiri.

“Tahap awal ini program MBKM diikuti 83 mahasiswa, terdiri dari fakultas hukum 12 orang, teknik 11 orang, serta keguruan dan ilmu pendidikan 60 orang,” kata Budi.

Adapun ruang lingkup kegiatan, lanjutnya, meliputi studi membangun desa, kuliah kerja nyata tematik, riset independen, asistensi mengajar, magang, serta pertukaran data maupun informasi.

Program Merdeka Belajar

Sementara itu, Kepala BPSDM & PMDDTT mengatakan, Kemendesa mempunyai Forum Perguruan Tinggi untuk Desa yang anggotanya lebih 100 perguruan tinggi negeri dan swasta, salah satunya ULM.

“Selain program MBKM juga terdapat program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) Desa dan kini sudah berjalan. Di sini terdapat sekitar 1.200 mahasiswa yang belum S-1 berasal dari kades, perangkat desa pengelola BUMDes, kader pemberdayaan masyarakat, anggota Lembaga Kemasyarakatan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan tenaga pendamping profesional yang mengikutinya,” papar Prof. Luthfiyah.

Untuk program RPL jelasnya, hanya membutuhkan waktu sekitar dua tahun, karena pengalaman bisa dinilai sekitar 50% dari jumlah SKS yang diambil.

Dirinya juga meminta kepada para kades, camat, bupati, dan perangkat desa lainnya untuk bisa membimbing para mahasiswa dalam Program MBKM, supaya kegiatan yang direncanakan berjalan sesuai harapan.

“Kami berpesan kepada mahasiswa agar bisa membawa diri sebaik-baiknya, memanfaatkan kesempatan ini sebagai laboratorium kehidupannya selain di kampus, dan insyaAllah mereka akan mendapatkan manfaat dari kegiatan ini,” ajaknya.

Bupati menyambut gembira atas terpilihnya dua desa di Batola sebagai daerah percontohan.

“Suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami dijadikan sebagai desa percontohan yang manfaatnya sangat luas, selain mempererat hubungan antarkelembagaan, juga berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan,” tuturnya.

Untuk itu, dirinya mengharapkan peran aktif dari para pihak yang terlibat, seperti Dinas Pemberdayaan Desa, serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Batola, agar dapat memaksimalkan sinergisitas dengan Kemendesa.

“Sehingga dapat menyamakan cara pandang serta peran maksimal sesuai kewenangan,” imbuhnya.

Kemudian Wakil Rektor ULM mengatakan, dalam program MBKM saat ini mahasiswa tidak harus di kampus, namun juga bisa berselancar berkuliah baik di dalam maupun luar negeri.

“Program MBKM ini bisa terus berkembang bukan hanya di dua desa yang ada sekarang, namun juga menyebar ke berbagai desa lainnya,” bebernya.

“Mahasiswa juga bisa melakukan hal yang sama ke desa-desa lainnya, sehingga dapat membantu pengembangan berbagai bentuk pembangunan,” pungkasnya.

(Saprian)