Farah dan Indira Wakili Kalsel ke Lomba Pantomim Tingkat Nasional

Lomba Pantomim
Farah Latifa Andini dan Indira Licia Putri saat menampilkan Pantomim pada awak media

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN Dua anak perempuan asal Kota Banjarmasin, Farah Latifa Andini dan Indira Licia Putri, mewakili Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk berpantomim di tingkat nasional, dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2021. 

Farah yang berusia 10 tahun dan Indira 9 tahun merupakan peserta didik di SDN Sungai Miai 7, Kecamatan Banjarmasin Utara. 

Kedua bocah ini terlihat sangat antusias sejak awal dalam menggeluti dunia pantomim, dengan telah berlatih sejak Februari lalu. 

“Mereka yang mau, kita tidak pernah memaksa. Justru kami ini yang sering dipaksa keduanya untuk latihan,” ungkap Dina, orang tua Fara, saat ditemui di rumahnya, Senin (30/08/2021). 

Keinginan yang kuat tersebut berbuah manis, hingga bersyukur keduanya lolos ke tingkat nasional. 

“Saya pribadi juga tidak ada memberi iming-iming hadiah untuk menyemangati Farah. Kita maunya mereka berekspresi sesuai dengan kemauan mereka sendiri,” tambahnya. 

Perempuan berusia 41 tahun yang juga bertindak sebagai pengarah adegan ini mengungkapkan, pada adegan yang ditampilkan dalam mengikuti lomba tersebut, pihaknya ingin menonjolkan semangat anak-anak menghadapi pandemi. 

“Kami ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat. Meski pandemi kita masih bisa produktif dengan taat disiplin protokol kesehatan,” bebernya. 

Saat berbincang dengan awak media, kedua bocah ini menyatakan memang keinginan mereka sendiri untuk belajar dan merasa senang. 

“Awalnya senang lihat, apalagi mukanya om lucu, seru juga latihannya,” cetus keduanya yang malu-malu saat menjawab. 

Kedua bocah ini ternyata bukan pendatang baru, karena sebelum berpantomim, mereka sudah mengenal dunia seni. Farah berasal dari dunia modeling dan teater, Indira berangkat dari dunia tari. 

Bermodal keahlian tersebut, berpantomim semakin menyatukan keduanya, hingga September 2021 ini bakal bersaing dengan tim lain dari 31 provinsi se-Indonesia, yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI secara daring.