JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Franky Glenn Valery Nayoan adalah seorang veteran penyiaran TV yang bersahaja, dikenal karena suaranya yang khas di layar kaca juga ketulusannya dalam berbagi ilmu dan menginspirasi lewat komunikasi yang membumi. Baginya, berkomunikasi bukan sekadar mengucapkan kata, komunikasi adalah cara menghadirkan diri secara utuh dengan hati serta makna.
Di balik suara tenang dan penampilannya yang bersahaja, Franky menyimpan perjalanan panjang yang penuh warna—dari studio televisi, peliputan berita di lapangan, panggung paduan suara, hingga ruang-ruang pelatihan di sekolah dan kampus.
Lahir dan besar di Banjarmasin, menjadi bagian dari denyut nadi komunikasi publik di Kalimantan Selatan selama lebih dari dua dekade.
Perjalanannya dimulai sejak SMA. Tahun 1990, Franky dipercaya menjadi Ketua OSIS SMAN 7 Banjarmasin, lalu aktif memimpin organisasi pemuda gereja di kota yang sama. Di usia muda, ia sudah terbiasa berbicara di depan banyak orang, berdiskusi, menyampaikan gagasan, dan menyatukan banyak suara menjadi satu tujuan. Mungkin dari sanalah bakat bicaranya tumbuh, lalu mekar jadi karier yang tak biasa.
Mengenyam pendidikan di bidang Ekonomi Manajemen di STIE Indonesia Banjarmasin, lanjut ke jenjang Magister di bidang Ilmu Komunikasi di Uniska MAAB Banjarmasin.
Dunia profesionalnya benar-benar dimulai saat bergabung dengan TVRI Kalimantan Selatan pada 1998. Ia menjadi wajah yang akrab di layar kaca: membawakan berita, memandu program musik, host program hiburan tv, menyunting naskah berita tv, mengisi suara,menjadi produser suatu program siaran yang diciptakannya bertajuk 3 T (Tokoh, Tanggapan dan Tips).
Tampaknya Ia bekerja bukan hanya dengan suara dan gambar saja, tapi lebih dari itu ia bekerja dengan rasa.
Setelah 10 tahun berkarya di TVRI Kalsel, ia melanjutkan perjalanannya di beberapa tempat sampai di Inews Banjarmasin, bagian dari jaringan televisi nasional.
Di sana, iamenjadi pemimpin biro ltv lokal, membina banyak jurnalis dan presenter tv muda.
Sesuatu yang paling menonjol dari Franky bukan hanya posisinya, melainkan bagaimana ia terus berbagi kemampuannya bagi anak muda disekitarnya, seperti pada puluhan siswa dan mahasiswa yang pernah magang di Inews Banjarmasin selama 12 tahun di saat Ia menjadi kepala bironya maupun berkolaborasi bersama LKBN Antara Biro Kalsel dalam ragam pelatihan jurnalistik tv dan presenter tv bagi pelajar,mahasiswa dan umum.
Pengalaman olah seni vokalnya juga beragam, pernah juara solo vokal di era tahun 90anbhingga awal tahun 2000 lalu.Franky kerap menjadi Dirigen paduan suara, membimbing vocal group, menjadi juri lomba menyanyi dan presenter, bahkan pernah bermain di sinetron Hati Seorang Perempuan yang tayang di TVRI Jakarta pada 2001.
Hal yang paling berkesan menurutnya adalah saat ia berada di ruang-ruang sederhana, di depan siswa, mahasiswa, atau guru membicarakan tentang pentingnya berbicara dengan percaya diri dan menyampaikan pikiran secara efektif.
Bagi Franky, komunikasi bukan sekadar seni berbicara, tapi cara menyampaikan niat baik. Ia percaya, setiap orang bisa punya suara yang layak didengar, asal tahu cara menyampaikannya. Oleh karena itu, ia terus bergerak, hadir di sekolah, kampus, komunitas, atau pelatihan, membawa satu pesan: bahwa keterampilan berbicara adalah bekal hidup yang tak bisa ditunda untuk dipelajari.
Mengajak siapa saja untuk kembali ke hal paling mendasar : mengenali suara diri sendiri dan autentik, menyampaikannya dengan jujur. Baginya, suara yang baik bukan yang paling keras, tapi yang paling bisa menyentuh hati.
Cerita Franky bukan hanya tentang mikrofon dan kamera atau tentang seni olah vokal bernarasi atau bernyanyi. Ini adalah cerita tentang bagaimana satu suara bisa membangkitkan semangat banyak orang untuk belajar menyampaikan isi hati dan pikirannya dengan lebih jernih tanpa pamrih di alunan keindahan Kota Seribu Sungai Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
(Rls/Rano)














