Kongres Borneo Raya, Persatukan Suku Bangsa di Kalimantan 

Kongres Borneo Raya

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Perwakilan 25 etnik yang tergabung dalam Forum Pembauran Kebangsaan, turut berhadir dalam acara Festival Budaya di rangkaian kegiatan Kongres Borneo Raya, mulai tanggal 3 sampai 5 Juni 2022, di Siring Menara Pandang Jalan Kapten Piere Tendean Banjarmasin Tengah, Jumat (3/6/2022) sore.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Bujino A. Salan K., S.H., M.H. mengatakan, kegiatan ini sebagai sarana mempersatukan suku bangsa yang ada di Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin.

“Pertama ada simposium, fetival budaya, dan ritual adat, yang merupakan kesatuan dan tidak bisa terpisahkan dan dilaksanakan di 5 provinsi di Kalimantan, dan puncaknya dilaksanakan pada bulan Agustus di Paser Penajam Utara yang menjadi Ibu Kota Negara (IKN),” jelasnya.

Bujino menguraikan, simposium bertujuan menggali sejauh mana sikap dan peran masyarakat Kalimantan, khususnya masyarakat adat dalam menyambut dan menyikapi pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan.

“Apakah kita hanya sebagai objek pembangunan saja, atau kita ikut dalam proses pembangunan itu? Kami mengharapkan nantinya pemerintah pusat melibatkan masyarakat lokal dalam semua hal, baik di bidang politik, ekonomi, dan peningkatan Sumber Daya Manusia,” tegasnya.

“Alhamdulillah, simposium pertama sudah dilaksanakan di Kalbar pada 29—31 Mei 2022,” sambung Bujino.

Selanjutnya untuk simposium di Kalsel, panitia akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tabalong (Kalsel) dan Gunung Mas (Kalteng), dalam rangka pelestarian budaya serta mengingat kembali atas jasa para leluhur masyarakat Dayak.

“Pada tahun 1894 menghasilkan suatu keputusan hukum adat, yang disebut perdamaian Tumbang Anoi,” kata Bujino.

Pihaknya berharap, semangat persatuan dan kesatuan dari Tumbang Anoi menjadi satu pelaksana bagi banyak orang yang tinggal di Kalimantan, tanpa membedakan suku, agama, dan ras.

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Dengan falsafah itulah maka Kongres Borneo Raya ini menjadi tonggak sejarah persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Republik Indonesia,” imbuhnya.

Bujino berharap, festival ini bisa menjadi acara tahunan di Kota Banjarmasin.

“Alasannya, Festival Borneo ini sebagai sarana promosi wisata di bidang kebudayaan dan ekonomi kreatif,” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota H. Ibnu Sina seusai membuka festival mengatakan, kegiatan ini juga sudah membangkitkan ekonomi Kota Banjarmasin.

“Semoga pandemi ini segera berakhir,” harapnya.

Selain itu, H.Ibnu Sina juga berpesan agar masyarakat Kota Banjarmasin dapat menjaga kedamaian, kebhinekaan, dan kerukunan antarsuku. 

Sebagai informasi, dalam rangkaian kegiatan festival ini terdiri dari beragam acara, seperti bazar UMKM, karnaval budaya dari berbagai etnik, dan agenda lainnya.

(Saprian)