JURNALKALIMANTAN.COM, TANAH LAUT – Banjir yang melanda Kecamatan Kurau dan Bumi makmur, Kabupaten Tanah Laut, semakin memprihatinkan.
Pasalnya hingga Jumat (15/01/2021), dua wilayah ini semakin dalam digenangi air.
Seperti halnya di pusat padat penduduk di Kecamatan Kurau, salah seorang warga Jalan Pahlawan, harus mengungsi ke atas Jembatan Lingkar Kurau, akibat air yang memasuki rumahnya.
“Sekarang sudah di atas pinggang, makanya memilih mengungsi,” ungkap Ahmad Supian (23 tahun), saat dimintai keterangan melalui sambungan telepon.
Walaupun terdapat posko dan dapur umum di Kantor Pemerintahan Kecamatan Kurau, ia terpaksa bertahan bersama 50 lebih warga lainnya, karena harus menjaga harta benda.
“Sebagian warga tidak mau mengungsi, dikarenakan sambil menjaga kendaraan dan memantau kondisi rumah. Takut kalau ada maling. Kemarin sempat ada isu soalnya,” tambah Supian.
Selain itu, ia menginginkan adanya bantuan dari pemerintah, terutama yang lebih dekat dengan tempat pengungsian mereka, berupa dapur umum, beserta bahan dan perlengkapannya, karena pihaknya sulit memasak sendiri, dan hanya mendapat bantuan seadanya.
“Kurangnya bantuan, bahkan ada sebagian orang yang tidak dapat sama sekali. Untuk saya pribadi, kemarin tidak dapat sama sekali nasi bungkus. Sistem siapa cepat dia dapat,” keluh pemuda ini.
Sementara di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Bumi makmur, banjir juga semakin dalam.
Banyak warga, khususnya wanita dan anak-anak yang ingin mengungsi, namun tidak ada sarana dan bantuan dari relawan atau pemerintah untuk keluar rumah.
“Kemarin saya harus berjalan Sekitar 1,5—2 kilometer melawan arus air yang cukup deras. Tidak ada bantuan evakuasi,” ungkap Marwiyah, warga setempat.

Ditambahkannya, para korban banjir masih banyak yang ingin mengevakuasi diri, dan terpaksa bertahan di Sekolah Dasar Bumi Harapan.
“Masih banyak warga bertahan di sekolahan. Di Desa Handil Babirik juga banyak, bahkan ada yang kelaparan dari info warga lain,” ungkapnya.
Editor : Ahmad MT