JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dr. H. Akhmad Murjani, S.H., M.H., M.Kes., pemerhati kebijakan publik, turut mengapresiasi kinerja penyuluh lapangan puskesmas beserta tim, usai peningkatan temuan kasus terduga TBC di setiap tahunnya.
Dari data yang dikemukakannya, angka tersebut dimulai dari sebanyak 5.413 jiwa (41%) di 2020, 8.515 jiwa (58%) di 2021, dan 12.477 jiwa (81%) di 2022.
“Artinya, kerja petugas petugas penyuluh lapangan puskesmas beserta timnya bagus, dan angka promosi kesehatannya berhasil, atau bisa dikatakan keberhasilan tenaga kesehatan menemukan angka temuan tersebut menunjukkan peningkatan kepahaman masyarakat Kota Banjarmasin,” urainya kepada jurnalkalimantan.com, Ahad (19/03/2023).
Namun, Murjani memberikan perhatian serius atas terverifikasinya 3% kematian dari 1.959 penderita TBC di usia produktif. Belum lagi angka di usia anak dan lansia. Apalagi kasus TBC ini tegasnya menunjukkan peningkatan, seperti terlihat di angka pengobatan sejak tahun 2020 sebesar 25%, 2021 31%, dan 2022 59%.
“Berapa persen target angka penurunan kasus TBC yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin? Berapa persen yang sudah tercapai dari jumlah penduduk Kota Banjarmasin? Apakah sudah mencapai target atau belum kalau dibandingkan dengan target nasional?” tanyanya.
Untuk itu, Murjani berharap angka-angka tersebut bisa dibuka ke publik, guna dapat bersama melihat strategi yang diterapkan pemerintah, kajian-kajian yang dilakukan, hingga pendampingan pengobatan yang berjalan.
“Bagaimana imunisasinya, bagaimana cakupan gizinya bagi anak, bagaimana rujukannya, bagaimana epidemiologinya, dan lain-lainnya,” pungkas Murjani.
(Saprian)