Proyek Perubahan Peningkatan Minat Baca Kadispersip Kalsel Dinanti-nanti Pemkab Tabalong

Peningkatan Minat Baca Kadispersip Kalsel

JURNALKALIMANTAN.COM, TABALONG Bupati Tabalong H. Anang Syakhfiani, mengapresiasi gagasan peningkatan minat baca di Kalimantan Selatan (Kalsel), yang digalakkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalsel Dra. Hj. Nurliani, M.A.P. 

Proyek perubahan dengan judul Strategi Merangkul Stakeholder dalam Rangka Meningkatkan Minat Baca di Kalsel tersebut, diyakininya dapat terlaksana dengan baik.

“Kami mendukung sepenuhnya proyek ini. Ini sebuah gagasan yang sangat bagus dan saya kira ini memang sudah dinantikan sejak lama oleh pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Selatan,” ungkap bupati usai menerima kunjungan Kadispersip Kalsel di ruang kerjanya, Kamis (01/07/2021). 

Dalam kesempatan silaturahmi ini, Kadispersip Kalsel juga mengajak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong untuk ikut serta dalam menyukseskan program peningkatan minat baca. 

“Selain kabupaten ini, kita juga ajak kabupaten/kota yang lain guna dapat meningkatkan kegemaran membaca di Banua, yang saat ini ada di posisi 17 dari 34 provinsi di Indonesia, dengan nilai 55,85 dari hasil survei Perpusnas RI tahun 2020,” paparnya melalui siaran pers, Ahad (04/07/2021). 

Saat di Tabalong, Tim Dispersip Kalsel juga menyempatkan waktu untuk wisata religi ke beberapa tempat yang merupakan cagar budaya, seperti Masjid Pusaka Banua Lawas dan ziarah makam Penghulu Rasyid, hingga silaturahmi bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama serta pengurus masjid setempat. 

“Di masjid pusaka kami diizinkan naik menara, yang merupakan tempat orang terdahulu mengumandangkan azan saat belum ada pengeras suara,” beber Bunda Nunung (sapaan akrab Kadispersip Kalsel). 

Masjid Pusaka Banua Lawas
Kadispersip Kalsel Hj Nurliani saat diperlihatkan Pemukul dawuh

Rombongan melanjutkan perjalanan ke Masjid Nurul Iman di Puain, Kecamatan Tanta, yang ditemani Kadispersip Tabalong dan camat setempat.

“Masjid tersebut merupakan cagar budaya juga. Di sana kita diberi kesempatan melihat hingga memegang beberapa benda pusaka peninggalan Datu Puain, seperti tasbih, pemukul dawuh, hingga baju dan celana panjang yang sangat besar,” tambah Bunda Nunung. 

Berdasarkan informasi yang didapat, Datu Puain atau Datu Ranggama, merupakan satu dari empat orang bersaudara dari suku Dayak Kalimantan, yang tiga di antaranya masuk Islam, salah satunya adalah Datu Ranggama, yang akhirnya ikut mendirikan Masjid Pusaka Nurul Iman.