Spektakuler! 39 Naga Bersinar Meriahkan Puncak Cap Go Meh 2025 di Pontianak

Perayaan cap go meh di Pontianak

JURNALKALIMANTAN.COM, PONTIANAK – Ribuan masyarakat menyaksikan Puncak Perayaan Cap Go Meh 2576 Kongzili di Jalan Gajah Mada, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), belum lama tadi.

Acara dimeriahkan 39 ekor naga bersinar yang menghiasi jalan dengan hiasan lampu warna-warni.

Karnaval Naga Bersinar dimainkan oleh berbagai perkumpulan budaya dari beberapa yayasan di Pontianak dengan rute karnaval dimulai dari simpang lampu merah Jalan Pattimura menuju Jalan Gajah Mada.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kalbar, Windy Prihastari Harisson, menyampaikan apresiasi atas suksesnya acara ini serta bangga karena Festival Cap Go Meh Pontianak berhasil masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2025.

“Kita patut berbangga karena Festival Cap Go Meh Pontianak untuk pertama kalinya masuk dalam KEN 2025. Ini adalah buah manis dari kerja keras kita semua. Keuntungan dari masuknya festival ini dalam KEN adalah promosi gratis dari Kementerian Pariwisata, baik nasional maupun internasional,” ujar Windy, dikutip dari infopublik.id.

Selain itu, festival ini juga memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata dan ekonomi lokal, dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi di Kalimantan Barat.

Ketua Panitia Cap Go Meh 2576, Hendry Pangestu Lim, menyampaikan bahwa jumlah naga yang ikut serta dalam karnaval tahun ini mencapai 39 ekor.

“Awalnya ada 10 ekor naga yang tampil, kemudian disusul oleh 29 ekor naga lainnya, sehingga totalnya ada 39 ekor naga bersinar yang ber karnaval malam ini,” ungkap Hendry.

Para pemain naga akan berhenti di depan panggung kehormatan untuk memberikan penghormatan kepada tamu undangan serta menerima angpao sebagai bentuk apresiasi.

Puncak Festival Cap Go Meh telah ditutup dengan ritual Naga Tutup Mata, yang berlangsung di tanggal 13 Februari 2025 di Yayasan Bhakti Suci Sungai Raya.

“Jika ritual Buka Mata Naga dilakukan untuk meminta restu leluhur, maka ritual Tutup Mata menjadi simbol akhir dari perayaan ini. Tradisi ini juga mengajarkan pentingnya saling menghormati antar etnis dan agama,” jelas Hendry.

Ritual ini dipercaya sebagai bagian dari kepercayaan turun-temurun masyarakat Tionghoa yang terus dipertahankan hingga kini.

Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, menegaskan bahwa festival ini tidak hanya menjadi hiburan budaya, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

“Perayaan Cap Go Meh ini menjadi momentum bagi Kota Pontianak untuk meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Edi.

Dengan masuknya Festival Cap Go Meh dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2025, diharapkan wisatawan dari berbagai daerah dan mancanegara semakin tertarik untuk berkunjung ke Pontianak, sehingga sektor pariwisata dan perekonomian lokal semakin berkembang.

(Wnd/irm/Viz)