‎AI Tidak Bisa Gantikan Jurnalisme Berkualitas ‎

Ilustrasi kegiatan jurnalisme di Indonesia. (Foto : AI)

‎JURNALIKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Jurnalisme berkualitas tidak akan pernah bisa digantikan oleh mesin. Hal itu seperti yang disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria.

Menurutnya, di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan (AI) di ruang redaksi, kemampuan berpikir kritis, etika, dan empati manusia menjadi benteng terakhir dalam menjaga kualitas informasi publik.

“Good journalism itu diramu oleh tiga elemen penting: critical thinking, skill, dan ethics. Kalau kemampuan berpikir kritis tergerus oleh penggunaan AI, itu bahaya serius bagi jurnalisme berkualitas,” ujar Nezar dalam Local Media Summit 2025 di Jakarta Selatan, belum lama ini.

Nezar menyoroti riset Thomson Reuters Foundation bertajuk Journalism in the AI Era yang menunjukkan 80 persen media di negara berkembang telah menggunakan AI, namun hanya 13 persen yang memiliki panduan resmi penggunaannya. “Kurangnya transparansi dalam membedakan konten manusia dan mesin bisa menggerus kepercayaan publik terhadap pers,” jelasnya.

‎Ia mengapresiasi langkah Dewan Pers yang telah menerbitkan Peraturan tentang Pedoman Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Karya Jurnalistik pada awal 2025. Regulasi ini menekankan penggunaan AI yang transparan, etis, dan bertanggung jawab.

Nezar juga menyebut Kemkomdigi tengah memfinalisasi dua dokumen strategis: Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan Kebijakan Keamanan serta Keselamatan Penggunaan AI, yang akan ditetapkan melalui Peraturan Presiden.

“AI harus diperlakukan sebagai mitra, bukan pengganti manusia. Kita harus AI-aware — sadar bahwa kita menggunakan AI, tapi tetap mampu mengambil jarak,” tegasnya.

‎Ia menambahkan, esensi profesi jurnalistik tidak dapat digantikan oleh teknologi. “Mesin tidak punya nurani, empati, dan pengalaman hidup. Kualitas manusialah yang membuat kita mampu memahami konteks, merasakan dampak sebuah cerita, dan menjaga loyalitas kepada publik,” pungkasnya.

Nezar menekankan, kehadiran AI harus dimanfaatkan untuk memperkuat, bukan melemahkan jurnalisme. Sinergi antara teknologi dan nilai kemanusiaan menjadi kunci menjaga kepercayaan publik terhadap media di era digital.

‎Sumber: infopublik.id