JURNALKALIMANTAN.COM,BANDUNG- Silaturrahim adalah salah satu ajaran pokok Islam, Sebab, makna Islam sebagai agama kasih sayang (rahmatan lil-alamin) salah satunya diwujudkan dengan bersilaturrahim. Oleh karena itu, banyak sekali perintah tentangnya, baik dalam Al-Qur’an, Hadis, maupun nasehat-nasehat ulama.
Karena sillaturrahim merupakan ajaran pokok, Islam telah menetapkan etika tertentu tentangnya. Diantaranya dahulukan mengunjungi kerabat dekat, terutama orang tua, dan senantiasa menggembirakan hati mereka.
“Allah swt. berfirman, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya.” (Q.S. al-Isra’ [17]:26,”ungkap Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Rosihon Anwar, dilansir pada laman resmi kemenag RI, Kamis (3/10)
Kemudian menurutnya, memberikan sesuatu atau oleh-oleh. Dengan cara ini, seseorang tidak saja mendapat pahala bersilaturrahim, tetapi juga pahala sedekah dan membahagiakan orang lain.
“Ketiga, memberi nasehat/peringatan bagi yang membutuhkannya dan jalan keluar bagi yang sedang menemui kesulitan. Allah swt. berfirman, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Q.S. asy-Syu`ara’ [26]:214. Abu Hurairah menjelaskan bahwa ketika ayat ini turun, Nabi mengumpulkan kerabatnya dan menasehatinya,” tambah Rosihon.
Keempat, bersedekah kepada mereka yang miskin, dan Kelima, tidak membalas keburukan dan tidak mengharap silaturrahim balasan.
“Allah swt. berfirman, “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan.” (Q.S. al-Radd [13]:21). Nabi bersabda, “Yang disebut penghubung kekerabatan (orang yang bersilaturrahmi dengan sempurna), bukanlah yang membalas hubungan kekerabatan. Yang benar adalah menghubungkan kembali tali kekerabatan yang terputus.” (H.R. Bukhari),” timpalnya.
Selain itu hendaklah menundukkan pandangan, menjauhi khalwat (menyepi berduaan), dan menjaga lisan saat bersilaturahmi.
“Allah swt. berfirman: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dmikian itu lebih suci bagi mereka.” (Q.S. an-Nur [24]:30). Nabi bersabda, “Janganlah seseorang berkhalwat dengan wanita lain atau bepergiaan berduannya denganya kecuali disertai dengan muhrimnya.” (H.R. Bukhari). Wallahu A`lam,” pungkasnya.
(Ih/Achmad M)