Jelang Nataru dan Haul Guru Sekumpul, Gubernur H. Muhidin Minta Daerah Jaga Pasokan Pangan untuk Kendalikan Inflasi Kalsel

Gubernur H. Muhidin Menhadiri dan Membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Kalsel Tahun 2025, di Surabaya, (Foto : M. Alfian)

JURNALKALIMANTAN.COM, SURABAYA – Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin menghadiri sekaligus membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2025, yang digelar di Ballroom Hotel Sheraton Surabaya, Rabu (15/10) pagi.

Kedatangan Gubernur didampingi Ketua TP PKK Provinsi Kalsel Hj. Fathul Jannah Muhidin dan disambut meriah dengan tari tradisional Jawa Timur, Remo. Acara ini turut dihadiri pimpinan Forkopimda serta para Bupati/Wali Kota se-Kalimantan Selatan.

Dalam sambutannya, Gubernur H. Muhidin menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan pangan, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta Haul Abah Guru Sekumpul.

“Provinsi Kalsel saat ini berada di zona hijau dan menempati peringkat 14 dari 38 provinsi di Indonesia. Untuk inflasi tahunan (year on year) September 2025 tercatat 2,91 persen, masih dalam batas aman, namun kita harus tetap waspada dan berupaya menurunkannya,” ujar Gubernur.

Ia juga menyebutkan lima kabupaten dengan angka inflasi tertinggi yang perlu diwaspadai, yaitu Hulu Sungai Tengah (3,37 persen), Tabalong (3,04 persen), Banjarmasin (2,90 persen), Tanah Laut (2,78 persen), dan Kotabaru (2,41 persen).

“Komoditas utama penyumbang inflasi di Kalsel di antaranya emas/perhiasan, daging ayam ras, rokok kretek mesin, bawang merah, serta tarif rumah sakit. Untuk komoditas yang bisa kita kendalikan, mari kita kendalikan bersama,” tegasnya.

Gubernur H. Muhidin menambahkan, menjelang Desember 2025, perlu perhatian khusus terhadap ketersediaan pasokan pangan.

“Bulan Desember akan ada tiga momentum besar yang berpotensi memicu kenaikan harga, yakni Natal, Tahun Baru, dan Haul Abah Guru Sekumpul. Karena itu, saya minta TPID provinsi dan kabupaten/kota menjaga ketersediaan pasokan pangan. Jika pasokan aman, insyaallah inflasi pun terjaga,” ujarnya.

Ia juga memberikan tiga arahan penting kepada para kepala daerah selaku Ketua TPID kabupaten/kota:

1. Memantau perubahan harga di daerah masing-masing.

2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap komoditas pangan.

3. Menetapkan langkah strategis agar tidak merugikan masyarakat.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan sekaligus Wakil Ketua TPID Provinsi, Fadjar Majardi, menyampaikan bahwa inflasi Kalsel mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh cuaca dan distribusi.
“Kegiatan HLM ini sangat penting untuk memperkuat sinergi lintas sektoral dalam pengendalian inflasi pangan yang terintegrasi dari produksi, distribusi hingga ke konsumen,” katanya.

Usai acara, Gubernur H. Muhidin kembali mengingatkan seluruh TPID agar waspada menghadapi akhir tahun.

“Saya mengimbau kabupaten/kota untuk terus memantau pasokan dan persediaan pangan, terutama menyambut Nataru dan Haul Abah Guru Sekumpul. Lakukan sinergi dengan Forkopimda, TNI/Polri, serta laksanakan kembali pasar murah agar harga tetap stabil,” pesannya.

Acara ini turut dihadiri Forkopimda Kalsel, Bupati/Wali Kota se-Kalsel, serta sejumlah pejabat tinggi pratama Pemprov Kalsel. Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan paparan dari para narasumber, yakni:

Ferry Irawan (Asdep Pengembangan BUMN Bidang Industri, Manufaktur Agrofarmasi dan Kesehatan),

Edy Yusuf (Asdep Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Perekonomian),

Budi Waryanto (Kepala Biro Perencanaan Kerjasama dan Humas Badan Pangan Nasional), dan

Farid Yudistira Arifin (Ketua DPW Perkumpulan SPPG Kalsel).

(Sumber : Biro Adpim)