JURNALKALIMANTAN.COM, TABALONG – Proses seleksi penerimaan santri/santriwati baru Pondok Pesantren Anwarul Hasaniyyah (Anwaha) Marindi, Tabalong, berjalan lancar hingga hari kedua, Jumat (3/3/2023). Dalam seleksi, calon santri harus melalui sejumlah tes, dari tertulis, lisan, dan wawancara.
Seperti peserta asal Desa Ribang Satu, Kecamatan Muara Uya, Fuad Hasani, yang dinyatakan lulus setelah melalui tes membaca dan menulis Al-Qur’an. Sedangkan keinginan masuk pesantren diakuinya merupakan kemauan sendiri dan karena suka selawatan.
“Biasanya rutin hadir di Majelis Kaganangan Sholawat Anwaha, atau mengikuti melalui live streaming,” ujar Fuad.
Lain lagi halnya dengan siswa pindahan asal Muara Langon, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, Lutfi An Nijam, yang alasan masuk pesantren karena ingin memperdalam ilmu agama.
“Sebelumnya pernah sekolah di madrasah tsanawiyah dan menyambung ke pesantren karena ingin bisa baca kitab,” kata Lutfi.
Menurut salah seorang panitia, Ustaz Rusydi, pendaftar mayoritas adalah dari yang baru lulus sekolah dasar dan melanjutkan ke madrasah tsanawiyah. Pendaftar juga tidak hanya dari wilayah Tabalong, tapi juga dari luar Provinsi Kalimantan Selatan.
“Pendaftar ada juga yang dari Ampah (Kalimantan Tengah) dan Muara Komam (Kalimantan Timur),” imbuhnya.
Gelombang pertama yang berlangsung dari 3 hingga 5 Maret, panitia menyediakan kuota peserta 75 orang untuk santri putra dan 25 orang santri putri. Jika belum sempat bergabung, pendaftar dapat masuk lewat gelombang kedua yang dilaksanakan 7 sampai 9 April.
(Husnan B)