Pendiri Kampung Permainan Tradisional Banua Pendamai, Dinominasikan Mendapat Anugerah Kebudayaan

Kunjungan tim verifikasi lapangan kemendikbud ke kampung permainan tradisional banua pendamai

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN Ketua tim pemberian hadiah Anugerah Kebudayaan Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, Jabatin Bangun, beserta rombongan, melakukan verifikasi atau pendataan lapangan langsung ke Kampung Permainan Tradisional Banua Pendamai, di Jalan Teluk Tiram Darat, Kecamatan Banjarmasin Barat.

Semuanya disambut Ketua sekaligus pendiri Yayasan Kampung Permainan Tradisional Banua Pendamai, H. M.Suriani beserta istri, Hj. Siti Nursiah, pihak kelurahan dan anak anak Kampung Permainan Tradisional Pendamai.

“Kedatangan kami ke sini untuk melihat langsung, terkait nominasi pemberian hadiah Anugerah Kebudayaan yang terdiri dari dua kategori, yaitu kategori anak dan remaja, serta kategori pelestari budaya,” urai Jabatin Bangun kepada jurnalkalimantan.com di sela kunjungannya, Rabu (02/09/2020).

Dirinya menegaskan, Pendiri Kampung Permainan Tradisional Pendamai ini dimasukkan sebagai nominasi penghargaan di kriteria pelestari budaya, yakni H.M. Suriani. Sedangkan kategori anak, dinominasikan untuk diraih Ferdi, sebagai pemain madihin.

“Hadiah yang akan diberikan ini nantinya berupa uang, nilainya tergantung kategori masing-masing, ada kategori maestro dan seni tradisi. Untuk maestro diberikan kepada Ja’kub, seniman Balamut, sebesar Rp25 juta, yang diberikan setiap tahun sampai seumur hidup. Dan untuk pelestari, hadiahnya Rp50 juta serta remaja Rp25 juta, tapi hanya sekali saja,” jelas Jabatin Bangun yang juga berprofesi sebagai Dosen Institut Kesenian Jakarta.

Penganugerahan ini sudah berjalan hampir 20 tahun, demikian pula halnya dengan Program Gelar Tanda Kehormatan Kebudayaan yang sudah berjalan selama 40 tahun,

“Salah satu bagian kategori dari gelar tanda kehormatan budaya, seperti lencana budaya bintang paramadarma, diberikan oleh Presiden RI setiap tanggal 17 agustus di Istana Negara. Ada juga kategori pemerintah daerah, komunitas dan beberapa kategori lainnya,” beber dosen kesenian tersebut.

Setelah verifikasi data lapangan ini, pihaknya akan memutuskan dari nominator yang berjumlah 15 orang, disusutkan lagi menjadi 10 orang yang berhak menerima, berdasarkan data di lapangan.

“Tinggal satu kali rapat lagi, kurang lebih 2 minggu lagi, masih di bulan September ini akan langsung kita putuskan siapa yang berhak menerima anugerah ini, ” pungkas Jabatin.

Sementara itu, Hj. Siti Nursiah, salah seorang pendiri Yayasan Kampung Permainan Tradisional Banua Pendamai, merasa sangat bahagia dan bangga, bisa membawa nama baik daerah di ajang nasional.

“Ternyata apa yang kita lakukan selama ini bisa membuahkan hasil, artinya bisa dilihat dan didengar serta diperhatikan. Tentunya ini menjadi suatu catatan sejarah bagi kami berdua,” ungkap Siti Nursiah yang juga mantan Supervisor Humas PDAM Bandarmasih tersebut.

Ia turut bersyukur, masih diberikan kesempatan untuk memberikan manfaat bagi masa depan anak, karena sekarang pengaruh gim daring dan gawai sangat rentan sekali mengganggu pertumbuhan generasi muda.

“Kami sebagai orang tua merasa prihatin, karena budaya dan permainan tradisional ini salah satu warisan budaya yang harus kita lestarikan, dan ini aset budaya yang menunjukan harga diri kita, harga diri sebagai bangsa,” jelas Nursiah.

Dalam permainan tradisional, urai Nursiah, banyak mengandung nilai karakter holistik dan edukasi, karena bisa bersosialisasi, kebersamaan, kejujuran, kompetitif, objektif menerima keadaan, serta strategi dalam mencapai tujuan.

“Kami sudah menyiapkan lokakarya pembuatan permainan tradisional, di samping menyediakan jenis permainan yang sudah jadi. Bagi yang mau belajar juga disiapkan, namun kendala yang dialami saat ini, yaitu terbatasnya peralatan untuk mempercepat produksi, seperti mesin bubut,” pungkas Nursiah.

Editor : Ahmad MT