Bupati yang didampingi Kapolres Batola AKBP Lalu Mohammad Syahir Arif, S.I.K, Dandim 1005/Marabahan Letkol Arm Ari Priyudono, Kepala Kejari Batola diwakili Kasi Pidum, Anggota DPRD Jurmiah, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Mochammad Aziz, menjelaskan, kendala yang terjadi umumnya terhadap warga yang lebih tua.
Sementara bagi kalangan generasi muda tidak mengalami permasalahan, karena mereka sudah terbiasa menggunakan gawai.
Bupati yang juga mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu menambahkan, pilkades serentak yang digelar di gelombang pertama ini terdapat di 32 desa dari 163 desa yang dilaksanakan. Sedangkan selebihnya di gelombang dua pada 25 Mei, gelombang tiga pada 29 Mei, dan gelombang empat pada 2 Juni 2021.
“Kami berharap semua desa yang melaksanakan pilkades berjalan lancar dan aman,” papar bupati perempuan pertama di Kalsel ini seraya mengucapkan terima kasih kepada Kapolres beserta jajaran dan Dandim beserta jajaran, yang telah membantu kelancaran pelaksanaan di lapangan, terutama terkait penerapan protokol kesehatan.
Sementara itu, Instruktur Pilkades E-voting dari PT Inti Konten Indonesia Bandung, Dhiar Reonaldy, yang turut mendampingi pelaksanaan, menjelaskan, kendala yang terjadi umumnya hanya disebabkan kurangnya masyarakat memahami penerapan alat.
Dari 4 proses tahapan pelaksanaan, mulai verifikasi pada Inti Smart Reader ke generator pengganti surat suara (Smartcard Vtoken) serta tahap bilik e-voting hingga dimasukannya kode batang ke kotak audit, umumnya kendala terjadi di tahap verifikasi dan sebagian di kotak audit.
Hal itu terjadi, terangnya, karena kurangnya penekanan saat meletakan sidik jari, di samping terlalu cepatnya mengangkat jari, sehingga belum sempat alat membaca jari, pemilih sudah megangkatnya, sehingga sering terjadi eror
(Alibana/AhmadMT)