JURNALKALIMANTAN.COM, TABALONG – Nongkrong di kafe dan main gim bersama, mungkin sudah biasa bagi sebagian anak muda. Lain halnya jika nongkrong bersama teman di alam terbuka, di hutan sambil berkemah, tentu menjadi sesuatu yang sangat menantang dan menyenangkan.
Seperti yang dilakukan Fauzan dan teman-teman, yang tidak perlu merogoh kocek lebih dalam dan jarak yang jauh jika ingin merasakannya. Fauzan yang merupakan warga desa Marindi, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong ini, sudah cukup terhibur dengan menikmati alam terbuka di desanya, yaitu bukit dan air terjun Riam Mambanin.
“Pengunjung cukup membayar biaya masuk objek wisata sebesar Rp5.000,- per orangnya. Itupun sudah termasuk biaya parkir,” ujar Fauzan.
Sedangkan bagi pengunjung luar yang ingin menuju lokasi, dapat berkendara dengan jarak tempuh sekitar 35 kilometer atau 45 menit dari pusat Ibu Kota Tanjung. Setiba di Desa Marindi, pengunjung harus kembali menempuh jalan bersemen cor sekitar 10 menit.
Selama perjalanan, pengunjung akan merasakan suasana rindangnya pepohonan karet warga di kanan kiri jalan. Bahkan jika beruntung, akan melihat kearifan lokal berupa aktivitas warga yang sedang menyadap.
“Kalau berangkat subuh biasanya akan menemui warga sekitar yang sedang menyadap karet,” imbuh Fauzan.
Setiba di lokasi air terjun Riam Mambanin, pengunjung langsung disambut gemuruh air yang jatuh dari ketinggian 10 meter dan jernihnya air sungai di sela-sela hamparan batu besar. Di sekitar lokasi, pengunjung juga dapat bersantai di bawah gazebo dan disediakan pula musala, kamar mandi, serta toilet.
Sedangkan bagi yang berminat naik ke puncak bukit Mambanin, harus menempuh perjalanan lagi sekitar 20 menit berjalan kaki. Di atas bukit, pengunjung dapat berkemah dan bermalam di hamparan lahan berumput.
Sensasi berkemah di atas bukit makin terasa indah ketika malam mulai tiba, karena akan dipertontonkan gemerlapan lampu dari rumah-rumah warga desa hingga Kota Tanjung. Ketika menjelang subuh, gumpalan awan akan mulai nampak menyelimuti area bawah bukit. Pengunjung pun seolah berada di negeri atas awan.
(Husnan B)