SMAN 5 Banjarmasin Bersiap Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka

SMA Negeri 5 Banjarmasin

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN Angka kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah melandai, sehingga membuka peluang untuk kembali dilaksanakannya pembelajaran tatap muka (PTM).

Rencana masuk sekolah ini dijadwalkan pada tahun ajaran baru, yakni Juli mendatang, bahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel pun sudah menyusun langkah-langkah persiapannya.

Dari semua sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan, dan sekolah luar biasa di bawah kewenangan Pemprov Kalsel, nantinya akan digelar sebagian, yakni satu sekolah di tiap kabupaten/kota.

Termasuk salah satu yang direncanakan untuk melaksanakan PTM, adalah SMA Negeri 5 Banjarmasin.

“Semenjak Menteri Pendidikan mewacanakan untuk melakukan pembelajaran tatap muka, kita sudah melakukan langkah-langkah persiapan yang mengarah ke PTM,” ungkap Kepala SMA Negeri 5 Banjarmasin Drs. H. Mukhlis Takwin, S.H., M.H. kepada jurnalkalimantan.com, di ruang kerjanya, Sabtu (26/06/2021).

Kepala SMAN 5 Banjarmasin, Drs.H.Mukhlis Takwin SH, MH
Kepala SMAN 5 Banjarmasin, Drs.H.Mukhlis Takwin SH, MH

Menurutnya, persiapan yang sudah dilakukan meliputi sarana dan prasarana, termasuk menyediakan tempat cuci tangan di setiap kelas, masker, penyanitasi tangan, dan membentuk kepanitiaan satuan tugas (Satgas) Covid-19 dari sekolah.

“Jadi, langkah-langkah persiapan yang kita lakukan sudah sejak Desembar lalu,” tegasnya.

Baca Juga : Tidak Ada Lagi Penjurusan IPA IPS, SMAN 5 Banjarmasin Dipercaya Menjalankan Program Sekolah Penggerak

Sementara untuk melaksanakan PTM, tentunya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, di antaranya persetujuan pemerintah daerah, pihak sekolah, dan persetujuan orang tua murid melalui komite.

“Memang saat ini surat persetujuan dari pemprov masih belum kami terima, namun dari sekolah kami sudah siap, bahkan surat persetujuan dari orang tua pun sudah ada,” papar Kepala SMAN 5 Banjarmasin.

Dirinya menegaskan, berkaitan dengan kesiapan tersebut, pihaknya juga sudah melakukan pengaturan ruangan belajar dengan kapasitas maksimal 50%.

“Tentunya kita akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, bahkan kita tambah dengan menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi interaksi,” tandasnya.

Dari rencana 50% ini, lanjut Mukhlis, akan dilaksanakan selama satu minggu, kemudian pada hari Sabtu dan Ahad dilakukan pembersihan ruangan dengan penyemprotan disinfektan. Kemudian di minggu berikutnya untuk tahap II.

“Rotasi ini bukan berarti yang tidak datang ke sekolah tidak belajar, namun mereka tetap melakukan pembelajaran dengan jarak jauh,” katanya.

Mukhlis mengakui, perubahan ini akan menambah pekerjaan pihaknya, namun semuanya mesti dilakukan, untuk keberlangsungan pendidikan generasi penerus bangsa.

“Kami akan coba maksimal, sembari mencari pola bagaimana mengefektifkan pembelajaran, supaya tujuan mencerdaskan anak bangsa bisa terwujud,” imbuhnya.

Mukhlis juga berharap, semua bisa dilalui dengan lancar, seiring rencana sekolahnya dijadikan percontohan untuk pembelajaran tatap muka.

“Mohon dukungan dan doa dari semua pihak, karena kalau kami lancar, akan mulai normal lah semua sekolah untuk kembali dibuka,” harapnya.

Editor : Ahmad MT