Warga Karya Mufakat Tanam Pohon Pisang sebagai Aksi Protes Jalan Rusak

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Sebagai upaya mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kondisi jalan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, belasan warga Gang Karya Mufakat Kelurahan Pemurus Luar, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, melaksanakan aksi protes dengan menanam dua pohon pisang di ruas jalan gang, Senin (24/3/2025)

Tindakan simbolis ini adalah cara mereka untuk menarik perhatian pemerintah, atas keluhan yang sudah bertahun-tahun tidak ditanggapi.

2 days ago
2 days ago
2 days ago
3 days ago
5 days ago
6 days ago

Seperti yang diungkapkan H. Anang, tokoh masyarakat setempat, kerusakan jalan ini bukanlah masalah baru. Dalam konteks ini, penanaman pohon pisang bukan hanya sekadar protes, melainkan juga sebagai harapan agar pemerintahan baru dapat memberikan perhatian yang layak terhadap penanganan infrastruktur yang ada. Ia menjelaskan, kerusakan jalan di kawasan ini telah berlangsung lama dan sangat mencemaskan.

“Sudah puluhan tahun tidak pernah disentuh oleh Pemko Banjarmasin untuk perbaikan infrastrukturnya,” tegas H. Anang.

Menurutnya, kondisi ini menciptakan banyak masalah bagi warga, terutama dalam hal keamanan dan kenyamanan. Gang Karya Mufakat, yang merupakan akses alternatif dari Jalan A. Yani menuju Jalan Pramuka dan Terminal Pal 6, tekan H. Anang, seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.

Namun, hingga saat ini, hanya berbagai janji dan pernyataan tanpa tindak lanjut yang didapat. Meski perbaikan jalan sering dibahas dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan kelurahan dan kecamatan, semua usulan tampaknya tak kunjung terealisasi, meninggalkan harapan kosong bagi masyarakat.

Dengan adanya pasangan Walikota Banjarmasin yang baru, Yamin-Ananda, warga Gang Karya Mufakat terus menaruh harapan bahwa masalah ini bisa teratasi.

H. Anang menegaskan, perbaikan yang dibicarakan selama ini harus segera direalisasikan, terutama ketika sejumlah ruas jalan di kawasan Jalan A. Yani lainnya sudah mendapatkan perbaikan.

Dia mengajak semua pihak untuk mendengarkan jeritan hati warga yang selama ini bersabar dengan kondisi yang semakin memburuk. Warga tidak ingin lagi menjadi penonton ketika infrastruktur di daerah mereka tidak kunjung diperbaiki. Dengan perubahan pemerintah, mereka berharap agar suara rakyat didengar dan tindakan nyata dapat segera dilakukan.

Sementara itu, Ketua RT 31 Ikhsanul Hakim mengungkapkan, bahwa kerusakan jalan bukan hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga membahayakan keselamatan penduduk.

Dia menyatakan, jalan ini telah beberapa kali diperbaiki secara swadaya oleh warga, namun semua usaha itu sia-sia karena kerusakan kembali muncul dengan cepat.

“Kadang-kadang yang jualan dan anak-anak sering jatuh karena kondisi jalan berlubang, terlebih kalau hujan, jalanan tergenang air,” ungkap Hakim.

Ia menegaskan, kerusakan jalan ini bukan sekadar masalah fisik, tetapi juga mencerminkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan dasar warga.

Jalan Gang Karya Mufakat yang memiliki panjang sekitar 800 meter, hanya mendapatkan perbaikan sepanjang 180 meter, menegaskan bahwa kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan akses yang lebih baik di kawasan ini.

(Ian)