JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Penguatan budaya baca dan literasi menjadi bahasan utama dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Perpustakaan se-Kalimantan Selatan Tahun 2024, di salah satu hotel di Banjarmasin, yang dimulai Kamis (02/023/2023) malam.
Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalsel ini berlangsung 2 hari, dalam rangka meningkatkan mutu perpustakaan di daerah.
Hadir langsung pada pembukaan kegiatan ini Pelaksana Tugas Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D., yang menyampaikan arahan terkait Penguatan Budaya Baca dan Literasi, serta Standardisasi dan Pembinaan Perpustakaan.
Menurutnya, 172 ribu perpustakaan yang ada di Indonesia, 84%nya merupakan perpustakaan sekolah.
“Jadi, fokus kita dalam hal penguatan budaya baca dan pembinaan, basisnya ada di sekolah,” ungkapnya dalam sambutan di hadapan para pustakawan dan Kepala Dispersip beserta jajaran se-Kalsel.
Selain itu menurutnya, pihaknya juga akan melaksanakan program 10 ribu Perpustakaan di Desa, dengan 1.000 buku di setiap perpustakaan itu pada seluruh Indonesia.
“Kita akan diskusikan berapa nanti yang akan dikucurkan di Kalsel,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dispersip Kalsel Hj. Nurliani Dardie, menyambut baik program tersebut, yang siap untuk berkolaborasi dalam peningkatan budaya baca.
“Terima kasih Perpusnas RI, semoga terlaksana baik di Kalsel. Kita juga terus berkolaborasi dengan pihak swasta untuk menguatkan budaya baca dan literasi masyarakat di Banua,” bebernya.
Senada disampaikan Gubernur yang diwakili Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Nurul Fajar Desira, yang berharap Kalsel jadi salah satu prioritas Perpusnas dalam hal pengembangan budaya baca masyarakat.
“Kita sudah sampaikan, Kalsel komitmen atas hal ini, kita siap menjadi pilot project program ini,” ujarnya.
Melalui rakor ini, diinginkan pula terjalin sinergi dengan kabupaten/kota untuk menjalankan berbagai program dan kegiatan bidang perpustakaan, dalam kesuksesan pelaksanaan pembangunan, khususnya pembentukan SDM yang berkualitas, cerdas, dan berdaya saing.
Rakor ini juga diikuti Bunda Literasi, Duta Baca, para pejabat struktural dan pejabat fungsional pustakawan, serta instansi/lembaga terkait.